Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mursi Merasa Terzalimi

Kompas.com - 01/08/2013, 08:55 WIB
KAIRO, KOMPAS.COM — Presiden terguling Mesir Muhammad Mursi bertemu dengan delegasi komite pemimpin Afrika di tempat penahanannya, Selasa (30/7) malam. Ia mengaku merasa sangat terzalimi karena digulingkan dari kekuasaan dan diputus kontak dengan siapa pun setelah itu.

Delegasi komite pemimpin Afrika tersebut, seperti dikutip kantor berita Mesir, MENA, meminta Mursi ikut andil mencegah kekerasan dan mendorong dialog pihak-pihak yang berseteru.

Namun, Mursi menjawab permintaan itu dengan mengatakan tidak bisa berbuat banyak saat ini karena putus kontak dengan pendukungnya dan media massa. Demikian dilaporkan wartawan Kompas, Musthafa Abd Rahman, dari Kairo.

Delegasi Afrika itu merupakan pihak internasional kedua setelah Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton diizinkan mengunjungi Mursi di tempat penahanannya di luar Kairo.

Delegasi pemimpin Afrika, yang dipimpin mantan Presiden Mali Alpha Oumar Konare, berada di Kairo sejak Selasa untuk mengetahui yang sebenarnya terjadi di Mesir.

Sementara itu, massa pendukung Mursi, sejak Selasa malam hingga Rabu dini hari, menggelar unjuk rasa dengan membawa kain kafan putih di Kairo dan kota-kota lain, seperti Alexandria, El Arish, dan Al-Menia.

Kain kafan putih itu merupakan simbol protes atas jatuhnya korban tewas dalam jumlah besar di Nasr City, Kairo, Sabtu pekan lalu, akibat tembakan aparat keamanan.

Rabu sore, kabinet Mesir resmi memerintahkan polisi membubarkan massa pro-Mursi di Kairo "dengan segala cara". Keberadaan mereka dianggap sebagai ancaman keamanan nasional. Tidak disebutkan kapan tenggat waktu pembubaran itu.
Kegagalan misi

Aksi unjuk rasa damai itu digelar beberapa jam setelah Ashton meninggalkan Kairo. Misi Ashton untuk menjembatani perdamaian di Mesir dianggap gagal.

Misi Ashton tersebut terhadang sikap pemerintah baru Mesir yang bersikeras menyeret Mursi serta para pemimpin Ikhwanul Muslimin (IM) dan partai politik pendukungnya ke pengadilan.

Selama di Kairo sejak Minggu, Ashton berusaha membangun rekonsiliasi dengan melibatkan semua pihak, termasuk IM.

Namun, Ashton sadar misinya gagal setelah Wakil Presiden Ad Interim Mesir Mohamed ElBaradei, dalam temu pers bersama Ashton, Selasa sore, menegaskan, Mursi tak akan memiliki peran politik pada masa mendatang. Meski demikian, ElBaradei menambahkan, IM masih bisa ikut proses politik mendatang.

Pernyataan ElBaradei ini menambah kebuntuan politik di Mesir mengingat tuntutan utama massa pro-Mursi adalah agar kekuasaan Mursi dipulihkan.

Setelah ElBaradei menyampaikan pernyataan tersebut, Ashton langsung pamit mundur dari jumpa pers dengan dalih mengejar jadwal pesawat untuk kembali ke Brussels, Belgia.

Kegagalan misi Ashton itu dikabarkan turut mendorong Presiden Amerika Serikat Barack Obama meminta dua senator AS, Lindsey Graham dan John McCain, berangkat ke Kairo, pekan depan, untuk meminta militer dan pemerintah baru Mesir segera menggelar pemilu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com