Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/07/2013, 15:39 WIB
EditorEgidius Patnistik
DUBAI, KOMPAS.COM — Iran, Selasa (23/7/2013), mengecam keputusan Uni Eropa yang menempatkan kelompok Hezbollah Lebanon dalam daftar hitam terorisme. Iran mengatakan langkah itu "bertentangan dengan semua norma-norma politik dan hukum, mengejutkan dan tidak bisa diterima".

Hezbollah didirikan dengan bantuan dana dan penasihat militer Iran sekitar tiga dekade lalu, dan bersama Suriah masih menjadi sekutu Teheran yang paling penting di wilayah tersebut, yang diposisikan sebagai "garis depan" Iran dalam permusuhan dengan Israel.

Kantor berita Reuters melaporkan, ditekan Inggris dan Belanda, Uni Eropa akhirnya memasukkan Hezbollah dalam daftar hitam pada Senin atas tuduhan bahwa kelompok itu terlibat pengeboman sebuah bus di Bulgaria yang menewaskan lima orang Israel dan sopir mereka tahun lalu. Kelompok itu juga dituduh mengerahkan ribuan anggotanya untuk membantu Presiden Suriah, Bashar al-Assad, dalam mengubah gelombang perang sipil di Suriah.

Banyak negara anggota Uni Eropa sebelumnya menolak lobi Washington dan Israel untuk memasukkan kelompok itu dalam daftar hitam. Mereka yang menolak telah memperingatkan bahwa langkah tersebut bisa menyulut ketidakstabilan di Timur Tengah, terutama di Lebanon di mana Hezbollah merupakan bagian dari Pemerintah Lebanon dan telah mendominasi politik di Beirut dalam beberapa tahun terakhir.

"Memberi label sebuah kelompok perlawanan yang telah berkampanye melawan invasi dan pendudukan, dan punya kehadiran legal dengan dukungan rakyat dalam pemerintahan Lebanon menunjukkan bahwa hal itu didasarkan pada fondasi logika yang longgar," kata Menteri Luar Negeri Iran, Ali Akbar Salehi, dalam sebuah pernyataan di situs kementerian.  "Aksi itu dilakukan dengan arahan dari beberapa negara anggota berpengaruh Uni Eropa dan bertentangan dengan semua norma politik dan hukum, mengejutkan dan tidak dapat diterima," katanya.

Israel, yang menyambut baik keputusan Uni Eropa itu, akan menjadi penerima manfaat utama, kata menteri luar negeri Iran. "Tindakan itu akan menguntungkan bagi rezim Zionis yang tidak sah dan para pendukungnya."

Meskipun mungkin ada pelunakan suara Iran terhadap Israel setelah Presiden Mahmoud Ahmadinejad yang berhaluan garis keras diganti dengan presiden terpilih yang yang moderat, Hassan Rouhani, pada 4 Agustus, permusuhan Teheran dengan negara Yahudi tidak mungkin berubah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com