Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koroner: Satu Korban Pesawat Asiana Tewas karena Terlindas

Kompas.com - 20/07/2013, 06:07 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Sumber CNN.com
CALIFORNIA, KOMPAS.com — Satu korban tewas dari insiden penerbangan 214 Asiana di Bandara San Francisco pada 6 Juli 2013 dipastikan tewas bukan karena kecelakaan pesawat, melainkan karena terlindas truk pemadam kebakaran yang menangani kecelakaan tersebut. Kepastian didapatkan berdasarkan hasil otopsi pada korban itu.

Penumpang itu adalah Ye Mengyuan, yang dinyatakan masih hidup ketika terlempar dari pesawat yang gagal mendarat di Bandara San Francisco itu. "Ye meninggal akibat beberapa luka-luka tumpul yang konsisten dengan tertabrak kendaraan bermotor," kata petugas koroner San Mateo County, Robert Foucrault, Jumat (19/7/2013) siang waktu setempat. Dia pun memastikan bahwa ketika tertabrak truk tersebut, Ye masih bernyawa.

Sebelumnya, dugaan bahwa sebuah truk pemadam kebakaran melindas salah satu korban yang kemudian diketahui adalah korban tewas sudah dilaporkan sejak awal. Ye merupakan satu dari dua korban tewas di lokasi kejadian, yang kemudian bertambah dengan satu lagi korban tewas beberapa hari setelah kecelakaan.

Kepala Departemen Kebakaran San Francisco Joanne Hayes-Whiteyang, yang hadir dalam konferensi pers bersama Foucrault, menyebut insiden ini sebagai "kecelakaan tragis" dan meminta maaf kepada keluarga Ye.

Dugaan awal, tubuh Ye tertutup busa pemadam kebakaran yang disemprotkan di sekitar pesawat yang terbakar setelah menghantam keras landasan akibat pendaratan buruk. "Saya sangat ingin menyampaikan belasungkawa dan permintaan maaf kami kepada keluarga Ye Mengyuan setelah penemuan koroner atas kecelakaan tragis ini," kata Hayes-White.

"Jelas ini adalah berita yang sangat sulit bagi kami. Kami sangat bersedih. (Padahal) kami dalam upaya menyelamatkan nyawa," tambah Hayes-White. "Tidak ada banyak kata-kata untuk menggambarkan betapa buruk kami merasakan ini." Departemen Pemadam Kebakaran San Francisco pun berupaya menghubungi keluarga Ye melalui Konsulat China.

Kepolisian setempat pun langsung menggelar penyelidikan atas insiden ini. Rekonstruksi digelar untuk merunut ulang apa yang terjadi selama proses penyelamatan disebut Hayes-White dengan "sulit dan menantang" itu. "Kami yakin (yang melindas Ye) itu adalah salah satu truk khusus di bandara, truk ARFF (penyelamatan dan pemadam kebakaran bandara)," aku Hayes-White.

Wali Kota San Francisco Edwin M Lee mengatakan, ia sangat sedih mendengar kendaraan darurat terlibat sebagai penyebab kematian Ye. "Atas nama rakyat San Francisco, saya menyampaikan belasungkawa yang terdalam dan penyesalan atas kematian tragis (Ye), dan kematian teman dekat Ye, Wang Linjia, dan gadis 15 tahun Liu Yipeng," kata Wali Kota dalam sebuah pernyataan.

Ye dan Wang,  keduanya berumur 16 tahun, adalah bagian dari kelompok 35 guru dan siswa dari sekolah menengah di Jiangshan yang bepergian ke California untuk program perkemahan musim panas. Wang ditemukan tewas di tempat kejadian bersama dengan Ye. Liu meninggal beberapa hari kemudian di rumah sakit San Francisco.

Foucrault, ujar Hayes-White, telah bertemu dengan tiga keluarga korban pada Kamis (18/7/2013) untuk membahas temuan ini. Sementara Lee mengatakan, petugas pemadam kebakaran dan orang-orang yang pertama kali merespons kecelakaan pesawat Asiana itu telah menyelamatkan 304 dari 307 penumpang dan awak pesawat. Sementara Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat masih terus menyelidiki penyebab kecelakaan yang melukai 180 orang itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN.com
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com