Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Libya Larang Tim Sepak Bola Perempuan Berlaga di Jerman

Kompas.com - 19/07/2013, 21:25 WIB
TRIPOLI, KOMPAS.com — Tim nasional sepak bola perempuan Libya kemungkinan besar akan batal berpartisipasi dalam turnamen Discover Football di Jerman yang akan dimulai Sabtu (20/7/2013).

Ajang ini akan mempertemukan tim sepak bola perempuan dari Mesir, Jordania, Lebanon, Palestina, Tunisia, dan Jerman. Turnamen yang didanai Pemerintah Jerman ini menjadi pertemuan para pesepak bola perempuan Timur Tengah sejak 2011.

Namun, Federasi Sepak Bola Libya, dengan alasan turnamen digelar di tengah-tengah bulan Ramadhan, menyatakan bahwa tim perempuan negeri itu tidak bisa berangkat ke Jerman.

”Federasi mengatakan, kami tidak bisa berangkat ke Jerman karena sedang berpuasa. Kami ingin sekali pergi, tetapi federasi melarang,” kata pemain tengah Hadhoum el-Alabed.

El-Alabed (37), yang merupakan pemain paling senior di timnas Libya dan pernah mengenyam pendidikan di Liverpool, mengatakan, larangan itu menghancurkan impian soal perubahan sosial setelah tumbangnya Moammar Khadaffy.

”Tim lain bisa berangkat ke Berlin, lalu mengapa kami tidak bisa? Semua pemain menangis saat federasi menyatakan kami tak bisa berangkat,” ujar El-Alabed

Sebelumnya, Federasi Sepak Bola Libya sudah memberikan lampu hijau untuk tim perempuannya berlaga di Jerman. Namun, kemudian mereka mengubah pikirannya.

”Saat ini sedang bulan Ramadhan. Kami tidak menentang sepak bola perempuan,” kata Sekjen Federasi Sepak Bola Libya Nasser Ahmad.

Kesulitan untuk tim sepak bola perempuan Libya ini seakan tidak ada akhirnya. Sebelum dilarang berlaga, mereka juga mendapat ancaman dari kelompok Islam radikal.

Ancaman ini membuat El-Alabed dkk harus berlatih secara rahasia, selalu berpindah tempat, dan tak jarang mereka harus berlatih di bawah perlindungan tentara.

Pada Juni lalu, kelompok Ansar al-Sharia, yang terkait pembunuhan Dubes AS di Benghazi, mengeluarkan fatwa yang mengecam sepak bola perempuan.

”Ini (sepak bola perempuan) adalah hal yang tak bisa kami terima karena tidak sesuai dengan syariat Islam,” kata kelompok itu.

”Sepak bola membuat perempuan harus membuka sebagian anggota tubuhnya dan mengenakan pakaian yang tak pantas,” tambah Ansar al-Sharia.

Seorang ulama ternama Libya, Salim Jabar, bahkan mendesak agar tim sepak bola perempuan negeri itu dibubarkan.

”Tim ini terdiri atas para perempuan cantik bertubuh tinggi dan itu tidak dibutuhkan negeri ini,” kata Jabar.

”Sejak hari pertama mereka bergabung dengan tim, mereka sudah menjual diri dan memberikan rasa malu untuk keluarga mereka,” tambah dia.

Pada masa pemerintahan Khadaffy, perempuan masiih diizinkan bermain sepak bola meski dalam format yang terbatas. Mereka hanya bermain di dalam ruangan yang jauh dari penglihatan publik.

Larangan ini juga disesali pelatih timnas Emmad El-Fadeih. Dia mengatakan, semua pemain sudah mengikuti aturan dengan mengenakan pakaian olahraga tertutup dan bukan kaus serta celana pendek.

”Mereka juga mengenakan hijab,” kata El-Fadeih.

Meski Libya hampir pasti tak akan berangkat ke Jerman, panitia tetap mengatakan bahwa tempat untuk Libya tetap terbuka.

”Kami sudah mendengar apa yang terjadi. Kami akan menunggu perkembangan selanjutnya,” kata juru bicara Discover Football, Johanna Kosters.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Guardian
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com