Otoritas keamanan Brasil mengkhawatirkan kunjungan Paus akan memicu kerusuhan seperti Juni lalu, saat banyak orang menggunakan topeng di kerumunan massa.
Jenderal Jose Alberto da Costa Abreu, seorang perwira tinggi yang bertanggung jawab atas keamanan kunjungan Paus mengatakan orang dengan "perilaku berbahaya" juga akan dilarang dari kawasan.
Aksi protes antipemerintah menyebar bulan Juni lalu saat Piala Konfederasi berlangsung di Brasil. Banyak di antara pendemo yang memakai topeng Guy Fawkes, yang menjadi tren dalam aksi demonstrasi di seluruh dunia.
Warga Brasil berdemo menuntut perbaikan pelayanan publik seperti transportasi, kesehatan, dan pendidikan, serta memprotes inefisiensi para politisi negara tersebut.
Aksi damai dibiarkan
Untuk mencegah kerusuhan baru, sekitar 35.000 petugas keamanan akan diterjunkan dalam sebuah operasi saat Paus Fransiskus memulai kunjungan 22 Juli mendatang.
Jenderal Jose Alberto da Costa Abreu mengatakan pihaknya dalam kondisi waspada saat Paus menggelar misa. "Orang bertopeng akan dilarang masuk. Itu bukan tempat yang tepat untuk orang dengan perilaku berbahaya, memakai topeng dan mencoba masuk."
"Kami tidak akan membiarkan hal itu terjadi," katanya. Bagaimanapun dia mengatakan tidak akan bertindak keras apabila aksi protes berlangsung damai.
"Seorang yang memegang poster bukanlah ancaman," kata Jenderal Abreu. Jutaan pemuda diperkirakan akan menghadiri acara publik yang dihadiri oleh Paus yang akan berkunjung ke Brasil selama sepekan.
Saat di Brasil, Paus juga akan menggelar misa di pantai terkenal Rio, Copacabana, yang diperkirakan akan menarik lebih dari dua juta pengunjung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.