Situasi ini menunjukkan perseteruan yang kian dalam antara kelompok radikal Islam dan kelompok moderat yang tergabung dalam oposisi Suriah.
Kamal Hamami, anggota Dewan Militer Tertinggi FSA, yang dikenal dengan anama Abu Bassel al-Ladkani, tengah mengadakan pertemuan dengan anggota negara Islam Irak di kota pelabuhan Latakia.
"Saat itulah mereka membunuh Abu Bassel," kata juru bicara FSA, Qassem Saadeddine.
"Seorang anggota negara Islam Irak menelepon saya dan mengatakan mereka membunuh Abu Bassel. Mereka juga mengancam semua anggota Dewan Militer Tertinggi," kata Saadeddine.
FSA tengah berupaya membangun jaringan logistik dan memperkuat pengaruhnya di Suriah di saat Amerika Serikat berjanji akan mengirimkan senjata untuk kelompok oposisi.
Namun, Kongres AS menunda rencana pengiriman senjata ini karena khawatir senjata yang dikirimkan akan jatuh ke tangan kelompok-kelompok militan Islam.
Meski dalam beberapa kesempatan unit-unit tempur FSA bahu-membahu bersama kelompok militan seperti negara Islam Irak dalam melawan pasukan Suriah, tak bisa dipungkiri perselisihan di antara kedua kelompok ini sangat kentara.
Bahkan, kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan Al Qaeda ini kerap dituding mendalangi pembunuhan para komandan pasukan pemberontak.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.