Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Australia Diduga Perbudak Petinju Filipina

Kompas.com - 12/07/2013, 08:32 WIB
SYDNEY, KOMPAS.COM - Kepolisian Federal Australia mengatakan pihaknya sedang menyelidiki seorang manajer tinju asal Sydney, yang dituduh menyelundupkan petinju Filipina ke Australia dan memperlakukan mereka sebagai budak.

Beberapa petinju ini mengatakan kepada ABC, manajer tersebut merekrut mereka dengan iming-iming kekayaan dan kesuksesan. Kenyataannya ketika mereka tiba di Sydney sangat berbeda. Paspor mereka disita dan mereka diperlakukan sebagai pembantu rumah tangga tanpa bayaran.

Selama hampir tiga tahun bungkam, beberapa petinju Filipina itu memutuskan untuk mengungkapkan eksploitasi yang terjadi pada mereka.

Salah satunya adalah Czar Amonsot. Ia baru memulai karir cemerlangnya di sirkuit kelas ringan internasional, ketika warga Filipina-Australia Dido Bohol merekrutnya ke Sydney.

"Ia menjanjikan, saya akan menghasilkan uang di sini. Walaupun saya tidak bertanding, saya bisa mendapatkan pekerjaan dan mengirimkan uang ke keluarga saya di Filipina," katanya.

Seorang petinju muda lainnya, Alann Jay Tuniacao, juga direkrut ke Australia untuk bertanding di bawah asuhan Dido Bohol. "Saya pertama berpikir bahwa Dido benar-benar orang penting, dari wajahnya dan gaya berpakaiannya," katanya.

Pada bulan Juni 2010, kedua petinju terbang ke Sydney dengan visa olahraga sementara. Tapi ketika mereka tiba di rumah manajer Dido Bohol di Green Valley, Sydney Barat, situasi kemudian berubah.

Pertama paspor mereka disita, kemudia mereka diberitahu oleh Bohol bahwa mereka berutang uang padanya dan mereka harus tinggal di rumahnya.

Makan tulang ayam

Mereka mengatakan mereka dipaksa untuk tinggal di garasi dengan tiga orang lainnya. "Kami seperti dipenjara. Kami tidak boleh berkenalan atau berbicara dengan warga Filipina lainnya," kata Tuniacao.

Tuniacao mengatakan garasi tempat tinggal mereka sangat dingin di musim dingin sekarang ini. "Ketika saya di sini, saya jadi sakit. Saya selalu mimisan ketika bangun pagi karena kedinginan," katanya.

Mereka mengaku dibuat kelaparan, karena hanya makan tulang ayam dan nasi atau sisa makanan dari rumah utama. "Kami hanya makan tulang, saus dan nasi," kata Tuniacao.

Para petinju itu dijadikan pembantu rumah tangga tanpa bayaran di rumah Bohol. Tiga bulan kemudian, Czar Amonsot akhirnya bisa bertanding.

"Saya menang 3.500 dolar kalau tidak salah. Tapi ia mengambil jatahnya untuk membayar tiket dan pengeluaran saya. Jadi saya hanya dapat 650 dollar," katanya.

Merasa tertipu, Amonsot meninggalkan kediaman Bohol tanpa paspornya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com