Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Australia Diduga Perbudak Petinju Filipina

Kompas.com - 12/07/2013, 08:32 WIB

Ketika Tuniacao memenangkan pertandingan pertamanya, ia juga mengeluh Bohol mengambil hampir semua jatah kemenangannya. "Saya hanya dapat 400 dollar, karena katanya saya harus membayar tiket dan biaya visa saya untuk datang ke sini," katanya.

Bohol mengancam akan mengirim ia kembali ke Filipina dengan bekal 20 dollar ketika ia melawannya. Akhirnya Tuniacao melarikan diri dan melapor ke polisi.

Kepolisian Federal Australia kemudian merazia arena tinju Bohol Oktober 2010, setelah klaim adanya eksploitasi dan penyelundupan manusia. Departemen Imigrasi melakukan yang hal sama setahun kemudian, menggagalkan persetujuan sponsornya dengan arena tinju JMH milik Bohol.

Namun dua tahun kemudian, ABC tidak bisa menemukan bukti adanya dakwaan yang dijatuhkan terhadap Bohol ataupun arena tinjunya.

Sudah 10 tahun

ABC juga menemukan skala eksploitasi Bohol jauh lebih besar dibanding yang diperkirakan. Aktivitas rekrutmen sudah ia lakukan selama sepuluh tahun, dan sudah lebih dari 20 petinju Filipina dibawa ke Sydney.

Analisa mendalam mengenai aktivitas para petinju ini di Australia menunjukkan pola kekalahan dan KO yang mencurigakan. Kemudian mereka menghilang dari sirkuit pertandingan Australia.

Mantan kekasih salah satu petinju Filina itu, Michelle Canoy, unjuk bicara mengenai pacarnya. Menurutnya, Roberto Ruiz pertama kali direkrut Bohol pada tahun 1997. Ia bertanding selama tiga tahun di Australia.

"Saya tahu ia menderita pendarahan dan punya masalah penglihatan karena ia tidak pernah dirawat dengan baik setelah bertanding," kata Canoy.

Ia juga mengatakan Ruiz lari dari arena tinju Bohol dan menjadi imigran gelap. Terancam deportasi dan hampir buta, Ruiz bunuh diri di Sydney.

Canoy mengajukan pengaduan resmi ke Departemen Imigrasi setelah kematian Ruiz. "Kami mengajukan komplen, tapi saya hanya berusia 20 tahun saat itu jadi saya tidak mendengar apa-apa setelahnya. Tidak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi, membuat saya jijik," katanya.

Melalui pembicaraan telepon dengan ABC, Bohol membantah tuduhan bahwa ia memperlakukan petinjunya layaknya budak. Menurutnya, ia sebenarnya membantu mereka. "Saya tidak pernah menyita paspor mereka," katanya. "Itu semua kebohongan. Kami punya perjanjian, kami menandatangani kontrak. Semuanya tertulis," bantahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com