Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Militer Tutup Televisi Pendukung Mursi

Kompas.com - 04/07/2013, 10:54 WIB

KAIRO, KOMPAS.com — Aparat keamanan menyerbu kantor stasiun televisi Al Jazeera Mesir di Kairo dan menahan setidaknya lima karyawannya, Rabu (3/7/2013), beberapa jam setelah militer menggulingkan Presiden Muhammad Mursi.

Menurut jurnalis Al Jazeera, Karim El-Assiuti, empat dari lima orang yang ditahan itu kemudian dibebaskan.

Al Jazeera juga melaporkan aparat keamanan menutup beberapa stasiun televisi, termasuk yang dioperasikan oleh kelompok Ikhwanul Muslimin.

Televisi itu, Al Jazeera Mubasher Msir, dilarang menayangkan unjuk rasa pro-Mursi di wilayah timur Kairo. Kru mereka juga ditahan.

Al Jazeera Mesir itu mulai beroperasi setelah revolusi yang menjatuhkan Presiden Husni Mubarak pada 2011. Televisi ini dituduh bersimpati pada Ikhwanul Muslimin yang mendukung Mursi.

Aparat menghentikan penyiar dalam sebuah tayangan langsung, sementara pembawa acara dan narasumber yang hadir langsung ditahan.

Televisi Egypt25 milik Ikhwanul Muslimin juga dipaksa berhenti tayang dan para manajernya ditahan, tak lama setelah Jenderal Abdul Fattah al-Sisi, panglima angkatan bersenjata Mesir, mengumumkan transisi baru politik, kantor berita MENA melaporkan.

Pihak berwenang juga menutup dua televisi yang dikelola kaum Islamis, yakni Al-Hafiz dan Al-Nas. Keduanya berafiliasi dengan gerakan Salafi di Mesir.

"Kami prihatin dengan laporan-laporan bahwa aparat berwenang menutup stasiun televisi berdasarkan pandangan politik," kata Sherif Mansour, dari Komisi Perlindungan Wartawan yang berbasis di New York.

"Kami mendesak militer untuk tidak menghalangi hak warga Mesir dalam mendapatkan informasi," kata dia.

Berbicara dengan Al Jazeera, juru bicara Front Penyelamatan Nasional Khaled Dawoud mendukung penutupan stasiun televisi. "Kondisinya memang tidak biasa," kata Dawoud.

"Saya setuju bahwa penutupan surat kabar ataupun stasiun televisi bukanlah langkah yang berguna... tetapi kami sedang mengalami saat-saat kritis sekarang ini, dan situasinya berbahaya," papar Dawoud.

"Saya berharap langkah tidak biasa ini hanya berlangsung selama beberapa hari. Namun jika Anda berada di situasi perubahan yang kritis seperti saat ini dan ada orang-orang yang berusaha memprovokasi, saya berpendapat tidak ada gunanya televisi-televisi itu beroperasi di tengah kondisi yang kritis ini," kata Dawoud seperti dikutip Al Jazeera.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Sumber Al Jazeera
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com