Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/07/2013, 06:02 WIB
|
EditorPalupi Annisa Auliani
KIEV, KOMPAS.com — Pemrotes melemparkan bom molotov saat menyerang sebuah pos polisi lokal di Vradiyevka, 330 kilometer selatan ibu kota Kiev, Ukraina. Aksi main hakim sendiri ini terjadi setelah pihak berwajib menolak menahan satu dari dua polisi yang diduga terlibat dalam aksi pemerkosaan brutal atas seorang perempuan muda.

Aksi protes warga Vradiyevka masih terus berlanjut sampai Selasa (2/7/2013). Kantor berita AP melaporkan, serbuan ke pos polisi berlangsung sejak Senin malam. Mereka menghancurkan jendela, merusak pintu, dan membakar pos. Polisi membalasnya dengan melepaskan gas air mata.

Namun, aksi protes terus berlanjut. Mereka menyindir pemerintah lokal dan menyatakan akan terus menggelar aksi sampai pejabat polisi ditahan.

Kasus pemerkosaan ini membangkitkan kebencian seluruh warga Ukraina yang memang jengkel karena merebaknya korupsi, merebaknya penyalahgunaan hukum, dan pejabat pemerintah yang kebal hukum. Kondisi ini semakin merebak sejak Presiden Viktor Yanukovych naik tiga tahun lalu.

Kasus perkosaan ini menimpa seorang perempuan setempat berusia 29 tahun yang sedang dalam perjalanan pulang dari sebuah bar. Insiden terjadi Rabu (26/6/2013). Perempuan ini mengaku dia didorong ke dalam sebuah mobil yang kemudian dilarikan ke hutan dan diperkosa.

Pelaku brutal ini diduga antara lain dilakukan dua polisi. Sang sopir juga ikut terlibat dalam perkosaan. Perempuan naas ini kini dalam perawatan dan dalam kondisi serius di sebuah rumah sakit.

Beberapa tulangnya dilaporkan retak dan praktis seluruh tubuhnya tergores. Satu polisi dan sang sopir sudah ditahan. Namun, seorang polisi lainnya tetap bebas. Padahal, perempuan ini mengaku justru polisi yang belum ditahan itu yang merupakan pelaku utama perkosaan. Sang polisi beralibi saat kejadian perkosaan dia sedang bertugas di markas besar.

Masyarakat marah karena perempuan korban perkosaan yang diidentifikasi sebagai IK dalam sebuah wawancara video dengan media lokal menyebutkan pengakuan pejabat polisi tadi bohong. Masyarakat akhirnya main hakim sendiri menuntut polisi tersebut ditahan dan diadili.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com