Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Militer Mesir Bantah Seruannya sebagai Upaya Kudeta

Kompas.com - 02/07/2013, 09:16 WIB
KAIRO, KOMPAS.COM — Militer Mesir membantah bahwa ultimatum mereka terhadap politisi yang saat ini bertikai demi menyelesaikan krisis di negara itu dalam waktu 48 jam merupakan bagian dari kudeta.

Sebelumnya militer menawarkan "peta jalan" perdamaian jika kelompok Islam yang dipimpin oleh Presiden Muhammad Mursi dan lawannya gagal memenuhi "keinginan rakyat".

Para pengunjuk rasa yang memprotes pemerintahan Presiden Mursi langsung menyambut ultimatum dari militer.

Mereka menilai ultimatum itu sebagai upaya mengakhiri kekuasaan Mursi.

Pada hari Minggu (30/6/2013), jutaan orang melakukan aksi unjuk rasa di seluruh wilayah Mesir mendesak presiden untuk turun dari jabatannya.

Aksi ini terus berlanjut hingga hari Senin, dan dilaporkan delapan orang tewas dalam aksi yang berbuntut pada penyerangan kantor pusat Ikhwanul Muslimin —partai pendukung Mursi— di Kairo.

Militer akan berperan

Dalam pengumuman yang dibacakan melalui televisi, Menteri Pertahanan dan Kepala Angkatan Bersenjata Mesir Jenderal Abdel Fattah al-Sisi menggambarkan aksi protes sebagai ekspresi yang tidak pernah terjadi sebelumnya dan merupakan gambaran keinginan dari rakyat.

Jika tuntutan rakyat ini gagal dipenuhi, dia mengatakan, militer akan mengambil tanggung jawab untuk menentukan rencana masa depan negara itu.

Namun, dia mengatakan, militer tidak akan terlibat dalam politik dan pemerintahan, komentar al-Sisi ini dipandang oleh banyak pihak sebagai upaya kudeta terhadap pemerintahan saat ini.

Pernyataan militer disambut baik oleh para pengunjuk rasa yang menentang Mursi. Mereka juga dikabarkan merayakannya dengan menyalakan kembang api, membunyikan klakson mobil, serta berpesta di Lapangan Tahrir hingga larut malam.

Sebelumnya, banyak warga Mesir menuding Presiden Mursi, selama berkuasa, lebih mengutamakan kepentingan Ikhwanul Muslimin daripada kepentingan negara.

Kelompok oposisi telah memberikan waktu kepada Mursi untuk meletakkan jabatannya pada hari Selasa sore dan meminta dilakukannya pemilu ulang, atau jika tidak, akan menghadapi aksi pembangkangan sipil.

Pesan Obama

Pada hari Sabtu kelompok ini mengatakan telah mengumpulkan 22 juta tanda tangan —lebih dari seperempat jumlah populasi Mesir— yang mendukung aksi mereka.

Sejumlah menteri juga telah mengundurkan diri dari jabatannya sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat yang ingin mengakhiri pemerintahan Mursi.

Mursi, dalam wawancara yang dipublikasikan pada hari Minggu, telah menolak seruan pemilu presiden yang berlangsung lebih awal.

Dari luar Mesir, Presiden AS Barack Obama meminta kepada semua pihak untuk menahan diri, dan mengatakan potensi terhadap terjadinya kekerasan masih terus ada.

Dalam kunjungannya di Tanzania, Obama mengatakan meski bukan tugas AS untuk menentukan siapa pemimpin Mesir, tetapi negara itu ingin memastikan semua suara bisa didengarkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com