Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 30/06/2013, 03:51 WIB
EditorErvan Hardoko
QUITO, KOMPAS.com — Presiden Ekuador Rafael Correa, Sabtu (29/6/2013), mengatakan, Pemerintah Amerika Serikat memintanya untuk tidak memberikan suaka untuk mantan kontraktor CIA, Edward Snowden.

Permintaan AS itu disampaikan Wakil Presiden Joe Biden dalam sebuah pembicaraan telepon dengan Presiden Correa.

Correa mengatakan, dia menghormati opini Washington atas masalah ini dan akan mengevaluasi permintaan itu. Correa menambahkan Ekuador tidak bisa memproses permintaan suaka Snowden hingga dia tiba di negeri itu atau di salah satu kedutaan besarnya.

"Dia (Biden) berkomunikasi dengan sangat sopan saat meminta kami menolak permohanan suaka itu," kata Correa.

Perilaku sopan Biden ini sangat dipuji Correa yang mengatakan jauh berbeda dengan sikap "berandalan" para anggota kongres AS yang mengancam akan memangkas keuntungan dagang Ekuador terkait kasus Snowden.

"Saat dia (Snowden) tiba di wilayah Ekuador, jika dia bisa sampai di sini tentu saja, opini pertama yang kami pertimbangkan tentu saja Amerika Serikat," ujar Correa.

Rafael Correa sudah sejak lama menjadi duri bagi Amerika Serikat. Banyak isu yang menjadi perdebatan AS dan Ekuador di bawah pemerintahan Correa, mulai dari masalah perdagangan obat bius hingga masalah lingkungan dengan perusahaan minyak AS, Chevron.

Kasus Edward Snowden yang membocorkan operasi penyadapan telepon dan internet yang dilakukan NSA, mencoreng wajah pemerintahan Barack Obama di seluruh dunia.

Informasi Snowden ini kemudian dikutip berbagai media dunia yang semakin memperumit permasalahan ini.

Sebuah majalah Jerman, mengabarkan Amerika Serikat juga menyadap kantor-kantor perwakilan Uni Eropa dan memiliki akses ke jaringan komputer internal Uni Eropa.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke