Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Pindahkan Jutaan Warga Tibet ke Daerah Lain

Kompas.com - 27/06/2013, 19:22 WIB


BEIJING, KOMPAS.com
— Kelompok pegiat hak asasi manusia Human Rights Watch (HRW) mengatakan, lebih dari dua juta warga Tibet direlokasi ke tempat lain selama tujuh tahun terakhir.

Pemindahan jutaan orang ini merupakan bagian dari skema Pemerintah China yang mencoba mengubah gaya hidup warga Tibet.

Dalam laporan yang diterbitkan Kamis (27/6/2013), HRW mengatakan, penduduk Tibet dipaksa pindah sejak 2006 sebagai upaya untuk mengontrol kelompok etnik Tibet.

Mereka dipindahkan dalam proyek yang disebut sebagai "Desa Sosialis Baru".

Desa-desa tersebut dibangun sesuai dengan standar Pemerintah China.

Rumah-rumah yang disediakan berbentuk sama satu dengan lainnya dan dibangun berderet. Ini tentu sangat berbeda dengan gaya hidup berkelana yang dilkukan etnik Tibet pada umumnya.

Menurut HRW, banyak warga yang dipindahkan tidak mendapat sosialisasi atau menerima ganti rugi memadai. Kehidupan mereka sekarang mudah dipantau oleh pihak berwenang.

Gaya hidup

Namun, Pemerintah China menegaskan, program permukiman kembali ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup penduduk Tibet dengan cara memberikan akses lebih baik bagi mereka.

Peneliti senior HRW, Nicholas Bequelin, mengatakan, relokasi paksa dan bentuk-bentuk penindasan lain semakin meningkatkan ketegangan antara warga Tibet dan China.

HRW menyebut aksi bakar diri sebagai salah satu akibat ketegangan itu.

Selain itu, program tersebut merusak gaya hidup penduduk Tibet, khususnya kelompok yang terbiasa dengan kehidupan nomaden di Provinsi Qinghai, Tibet timur.

"Dampaknya bagi gaya hidup warga Tibet sangat besar, khususnya bagi nomad, karena mereka dipindahkan dari padang rumput, tempat mereka tinggal dan berkelana dari generasi ke generasi lain dan kemudian dipaksa menetap," kata Bequelin.

Sebagian dari mereka dipindahkan ke desa-desa baru dan tidak mempunyai penghasilan.

Oleh karena itu, HRW meminta Pemerintah China menghentikan proyek permukiman kembali massal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com