Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang WNI Meninggal di Singapura akibat DBD

Kompas.com - 26/06/2013, 19:40 WIB
Kontributor Singapura, Ericssen

Penulis


SINGAPURA, KOMPAS.com — Seorang warga Indonesia yang sedang dirawat di Singapura meninggal akibat bemam berdarah dengue (DBD) yang dideritanya. Pernyataan bersama dari Kementerian Kesehatan (MOH) dan Lembaga Lingkungan Singapura (NEA), Rabu (26/6/2013), mengonfirmasi kematian pria berumur 68 tahun itu.

Pria yang tidak disebutkan identitasnya itu telah dirawat sekitar dua hari di Rumah Sakit Tan Tock Seng. Laporan menyebutkan, korban pertama sekali mengalami demam tinggi tanggal 20 Juni lalu. Korban juga muntah-muntah dan mengalami diare.

Setelah sekitar tiga hari, korban kemudian memutuskan untuk bergegas ke rumah sakit. Opname segera dilakukan. Gejala yang dialami sendiri cukup parah. Dokter menjelaskan, korban juga menderita gangguan ginjal parah dan infeksi parah di bagian hati. Kondisi korban terus menurun dan harus dipindahkan ke ruang gawat darurat (ICU).

Walaupun sudah menjalani transfusi darah dan sejumlah upaya pertolongan lain, nyawa korban tidak terselamatkan. Pria Indonesia ini merupakan warga asing pertama yang meninggal akibat DBD di Negeri Merlion.

MOH dan NEA menganalisis bahwa penularan DBD ini kelihatannya terjadi ketika korban sedang pulang ke Indonesia dua minggu lalu. Sebanyak empat dari tujuh kasus DBD di Singapura dalam lima tahun terakhir terjadi akibat penularan di luar Singapura melalui nyamuk Aedes aegypti.

Penyakit DBD saat ini sedang menjadi isu yang sangat pelik di Singapura. Angka DBD memecahkan rekor tertinggi minggu lalu ketika mencapai 853 kasus. Ditambah dengan kabut asap yang sedang menyelimuti negeri jiran, muncul spekulasi bahwa asap memudahkan penularan oleh nyamuk Aedes walapun hal ini telah dibantah oleh NEA.

Sejauh ini tercatat sudah ada tiga warga Singapura yang meninggal akibat DBD dalam lima minggu terakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com