Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kursi Kosong di Pesawat dan Misteri Keberadaan Snowden

Kompas.com - 25/06/2013, 15:17 WIB
HAVANA, KOMPAS.com — Dalam penerbangan Aeroflot selama 12 jam dari Moskwa ke Havana, kursi dekat jendela bernomor 17A itu tetap kosong, menunggu seorang penumpang yang tidak pernah muncul. Itulah kursi yang menurut catatan penerbangan Aeroflot merupakan tempat duduk buronan pembocor rahasia intelijen AS, Edward Snowden, yang seharusnya ada dalam penerbangan itu untuk meminta suaka di Amerika Selatan.

Namun, seperti sebuah kejutan tak terduga film thriller mata-mata Hollywood, tokoh protagonis utama itu tidak pernah muncul dan para pemain figuran, yaitu puluhan wartawan, berkemas ke dalam pesawat hanya untuk mengejar bayangan. Akhirnya, para wartawan itu melakukan perjalanan ke sisi lain dunia hanya menyadari bahwa mereka tetap tidak tahu di bumi sebelah mana Edward Snowden sesungguhnya berada.

"Saya punya perasaan bahwa kita semua berpartisipasi dalam sebuah konspirasi mata-mata monumental," kata Olga Denisova, wartawan radio Suara Rusia. "Fakta bahwa kita tidak melihat dia selama dua hari berarti dia mendapat beberapa dukungan yang baik."

Setelah tiba dari Hongkong hari Minggu (23/6/2013), Snowden dan asisten hukumnya, Sarah Harrison, check in di Aeroflot SU 150 dari Moskwa ke Havana untuk penerbangan hari Senin. Demikian catatan Aeroflot yang peroleh kantor berita AFP.

Snowden diberi tempat duduk di 17 A dan Harrison di 17 C. Namun, saat boarding selesai dan panggilan terakhir dilakukan, pasangan itu tetap tidak muncul. Ketika pintu Airbus 330 tertutup rapat, belasan wartawan, yang telah membeli tiket pergi-pulang seharga 2.000 dollar AS dalam sebuah perebutan gila-gilaan untuk bisa naik pesawat bersama Snowden itu, akhirnya menyadari bahwa mereka akan melakukan perjalanan selama 12 jam ke Kuba tanpa dia.

Para penumpang penerbangan ke Kuba itu naik pesawat di tengah penjagaan keamanan ekstra ketat, tetapi kebanyakan wisatawan biasa tampaknya tidak menyadari drama spionase yang sedang berlangsung di depan mereka.

Snowden diharapkan menjadi penumpang terakhir yang naik ke pesawat. Beberapa wartawan laksana elang mengawasi pintu masuk utama. Mereka mengabaikan permohonan para kru untuk segera duduk dikursi masing-masing dan tidak berkerumun di pintu masuk.

"Kami menunggu lebih dari tujuh penumpang," kata awak kabin. Beberapa menit kemudian jumlah itu berkurang jadi tiga. Akhirnya, semua penumpang berada pesawat, tetapi Snowden tidak ada di antara mereka.

"Kita tertipu"

Tak mau menyerah, beberapa wartawan berspekulasi bahwa Snowden mungkin telah naik pesawat melalui pintu masuk yang lain yang langsung dari tarmac, sementara yang lain menduga ia telah bersembunyi di kokpit.

Pesawat lepas landas terlambat sekitar 30 menit dari jadwal. Ketika sudah berada di udara, muncul kesadaran bahwa Snowden mungkin memang tidak pernah berniat naik ke pesawat itu. "Saya pikir dia akan menjadi sangat tolol jika ia mengambil penerbangan ini. Anda bisa lihat sendiri hiruk-pikuk di sini," kata pramugari Yelena saat dia siap untuk menuangkan sampanye kepada para penumpang di kelas bisnis. "Saya akan melakukan hal yang sama," katanya.

Walau tanpa penumpang, dua kursi kosong di baris ke-17 itu tetap menarik rasa penasaran. Suara kamera sesekali terdengar saat para wartawan mengambil gambar kursi kosong itu.

Misteri telah menyelimuti keberadaan Snowden sejak ia tiba di Moskwa dari Hongkong pada hari Minggu. Sebagai penumpang transit yang berencana untuk bepergian ke Amerika Latin, ia telah diharapkan untuk menghabiskan malam di sebuah hotel di bandara, tetapi para petugas hotel itu tidak pernah mengonfirmasi keberadaannya.

Masih belum jelas apakah Snowden sendiri yang mengubah rencana perjalanan yang telah dijadwalkan itu atau apakah ada kekuatan yang lebih tinggi, seperti intelijen khusus Rusia yang mungkin terlibat.

Begitu sampai di Havana dengan tangan kosong, para wartawan dalam penerbangan tersebut masih mengatakan mereka tetap harus berada di pesawat itu. "Saya mulai melihat sisi lucu," kata Jussi Niemelainen, koresponden Helsingin Sanomat di Moskwa, sebuah surat kabar Finlandia. "Tapi, kadang-kadang anda hanya perlu mengikuti insting anda.

"Kita sudah tertipu," kata Anna Nemtsova, koresponden Newsweek di Moskwa dan kontributor untuk televisi NBC News. "Tapi, saya akan bertahan selama beberapa hari (di sini) untuk memastikan dia tidak datang dengan pesawat berikutnya."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Sumber
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com