Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

G-8 Dorong Solusi Damai

Kompas.com - 19/06/2013, 02:16 WIB

ENNISKILLEN, SENIN - Meskipun memiliki posisi berbeda terkait krisis Suriah, Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Presiden Rusia Vladimir Putin sepakat mendorong konferensi internasional untuk mencari solusi krisis Suriah. Upaya itu penting untuk menyelesaikan konflik.

Kesepakatan itu dicapai setelah pertemuan kedua pemimpin yang menegangkan di sela-sela KTT G-8 di Lough Erne, Irlandia Utara, Senin (17/6) malam.

Ketegangan pertemuan Putin- Obama sangat terlihat saat keduanya berpose untuk foto bersama sebelum menggelar konferensi pers. Tak ada kehangatan yang biasanya terlihat dalam pertemuan antarkepala negara, dan kedua pemimpin terlihat tegang dan tidak nyaman sepanjang konferensi pers.

Pandangan Putin lebih sering menatap lantai, sementara Obama hanya sekali-sekali melemparkan pandangan ke arah Putin.

”Pendapat kami tidak ketemu, tetapi kami berniat menghentikan kekerasan di Suriah dan menghentikan bertambahnya korban,” tutur Putin melalui penerjemah. Menurut Putin, ia dan Obama setuju bahwa perang saudara di Suriah, yang telah menewaskan lebih dari 90.000 orang, harus berakhir secara damai melalui perundingan.

”Kami setuju mendorong semua pihak ke meja perundingan,” ujar Putin, yang sebelumnya telah menyatakan tak setuju dengan rencana Washington mempersenjatai pasukan oposisi di Suriah.

Obama mengakui bahwa ia dan Putin memiliki ”perspektif berbeda” dalam memandang Suriah. ”Terkait persoalan Suriah, kami memang memiliki perspektif yang berbeda, tetapi kami memiliki kepentingan yang sama untuk mengurangi kekerasan dan mengamankan senjata kimia, serta memastikan senjata kimia itu tidak akan digunakan atau menjadi obyek proliferasi,” kata Obama.

Dua pemimpin yang mendukung dua sisi yang berbeda dalam konflik di Suriah itu juga telah memerintahkan tim masing-masing untuk mendorong kedua pihak di Suriah hadir dalam konferensi internasional di Geneva.

Konferensi, yang sering disebut sebagai Konferensi Geneva II itu, sudah dibicarakan AS dan Rusia sejak beberapa waktu lalu, tetapi belum jelas kapan konferensi itu akan dilaksanakan, dan siapa saja dari Suriah yang akan hadir.

Perbedaan sikap soal Suriah ini membayangi sejumlah isu lain yang dibahas dalam KTT G-8 kali ini. Putin bahkan seolah menantang tujuh negara G-8 lainnya dan siap dikucilkan dalam pembahasan selanjutnya.

Perdana Menteri Kanada Stephen Harper bahkan menyebut kelompok itu seharusnya diberi nama G-7+1 karena sikap Rusia yang membela ”preman-preman” rezim Presiden Bashar al-Assad di Suriah.

Sementara itu, Deputi Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov mengatakan, peluang digelarnya konferensi internasional di Geneva itu makin besar setelah para pemimpin G-8 membicarakan hal itu.

Nasib Assad

Menurut Ryabkov, para pemimpin sudah hampir menyepakati komunike bersama untuk mendorong solusi damai krisis Suriah. Meski demikian, Ryabkov mengatakan, pihaknya mendesak agar persoalan nasib Presiden Assad sama sekali tidak dimasukkan dalam komunike itu.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov juga bersikeras bahwa konferensi perdamaian di Geneva seharusnya tidak menyiratkan ”kapitulasi” atau penyerahan kekuasaan kepada pihak oposisi oleh Assad.

Menurut dia, hal itu tak bisa menjadi prasyarat bagi pembicaraan damai. Ia mengatakan, kedua belah pihak di Suriah harus menahan diri untuk tidak mengajukan prasyarat perundingan. (Reuters/AFP/DHF/JOS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com