BELFAST, KOMPAS.com — Para pemimpin negara-negara maju G-8 mencapai kesepakatan untuk menghapus pembayaran uang tebusan guna membebaskan sandera yang diculik.
Hal itu diungkapkan oleh kantor Perdana Menteri Inggris David Cameron di tengah-tengah berlangsungnya pertemuan negara-negara G-8 di Enniskillen, Irlandia Utara.
Menurut Cameron, para pemimpin dunia ingin agar praktik pembayaran uang tebusan kepada para 'teroris' dihentikan dan meminta perusahaan-perusahaan swasta mengikuti langkah tersebut.
Masalah uang tebusan ini mengemuka dalam pertemuan hari kedua, Selasa 18 Juni, yang merupakan hari terakhir, sebagai bagian dari pembahasan tentang upaya kontraterorisme.
Selama ini Pemerintah Inggris memang menolak pembayaran uang tebusan bagi pembebasan sandera yang diculik.
Namun, tiga negara lain—Prancis, Italia, dan Jepang—dalam beberapa tahun belakangan membayar uang tebusan untuk membebaskan warga negara mereka.
Pemerintah Inggris memperkirakan, nilai uang tebusan dalam penculikan oleh kelompok yang terkait dengan Al-Qaeda mencapai 70 juta dollar AS (atau sekitar Rp 693,30 miliar) di seluruh dunia selama dua tahun terakhir.
Penculikan warga negara asing sebagai sumber untuk mendapatkan uang tunai belakangan ini meningkat di kawasan Afrika barat, antara lain dilakukan oleh kelompok ekstremis di Somalia dan Nigeria.
Januari 2013, sekelompok militan di Aljazair—yang menguasai kompleks gas alam Tigantourine—menyandera sejumlah pekerja asing di sana.
Dalam insiden itu sebanyak 48 sandera tewas, termasuk di antaranya warga Inggris.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.