Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Turki Tahan Puluhan Pelaku Aksi Diam

Kompas.com - 18/06/2013, 18:52 WIB

ANKARA, KOMPAS.com — Polisi di Turki menahan puluhan orang terkait demonstrasi antipemerintah di tengah langkah pengunjuk rasa yang menemukan cara baru dengan aksi berdiri dan diam.

Banyak di antara mereka yang ditahan, dituduh mengorganisasi unjuk rasa yang diwarnai kekerasan.

Hingga hari ini, Selasa 18 Juni, polisi masih terus menggerebek sejumlah tempat di Istanbul dan ibu kota Ankara.

Sementara itu, seorang seniman Turki mengorganisasi cara baru protes dengan berdiri dan diam di Lapangan Taksim Istanbul setelah pasukan pemerintah mengusir para demonstran.

Erdem Gunduz berdiri dan diam selama delapan jam, dengan menghadapi foto Kemal Attaturk, pendiri Turki modern dan sekuler.

Ratusan orang bergabung dengan Gunduz di lapangan itu sebelum dibubarkan polisi Selasa (18/6/2013) dini hari.

Gunduz mengatakan kepada BBC bahwa ia ingin melakukan langkah simbolis itu, dan sepuluh orang yang bergabung dengan Gunduz yang menolak pergi ditahan polisi.

"Banyak sekali anak-anak muda di jalan-jalan," kata Gunduz.

"Saya bukan siapa-siapa. Gagasan ini penting. Inilah aksi perlawanan dengan diam. Saya harap orang akan mulai berpikir apa yang sebenarnya terjadi."

Aksi protesnya ini menjadi inspirasi gerakan demonstrasi di Turki.

Dan di media sosial, Twitter, hash tag "duranadam" (pria yang berdiri) mendominasi para pengguna Twitter berbahasa Turki.

Protes yang dilakukan Gunduz berbeda dengan aksi yang berakhir dengan bentrokan dalam beberapa minggu terakhir.

Sekitar 5.000 orang luka-luka dan paling tidak empat meninggal.

Pada Senin (17/6/2013), dua serikat buruh utama Turki menyerukan pemogokan nasional sebagai protes atas langkah keras polisi terhadap pengunjuk rasa.

Unjuk rasa di Turki yang dimulai tanggal 28 Mei lalu menentang rencana pengembangan Taman Gezi di Istanbul. Namun, hal ini kemudian berkembang menjadi aksi menentang pemerintah setelah aparat menangani demonstran dengan kekerasan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com