SINGAPURA, KOMPAS.COM - Singapura diselimuti kabut asap tebal, Senin (17/6), akibat polusi kebakaran hutan di Pulau Sumatera yang menyebar ke negara-negara tetangga.
Indeks Standar Polutan pada Senin siang menujukkan level 80, demikian menurut situs web Badan Lingkungan Nasional (NEA) Singapura. Level indeks di atas 100 dianggap sudah tidak sehat.
Kabut itu terlihat di jalan-jalan di kawasan pusat bisnis Singapura tetapi sejauh ini tidak mempengaruhi bisnis atau transportasi udara. Sekolah-sekolah di negara itu sedang libur.
Warga berpenyakit jantung dan paru-paru, serta mereka yang berusia lebih dari 65 dan anak-anak disarankan untuk tidak terlalu lama berada di tempat terbuka atau di luar ruangan. "Kondisi kabut itu diperkirakan berlangsung selama beberapa hari ke depan," kata NEA.
Malaysia juga telah terpengaruh oleh masalah kabut asap yang berulang, yang biasa terjadi pada musim kemarau sebagai akibat kebakaran hutan di kepulauan Indonesia. Kabut asap mencapai level yang tidak sehat di Malaysia selama akhir pekan. Pada Senin, indeks polutan Malaysia menunjukkan level yang tidak sehat antara 102 dan 121 di negara bagian Pahang, Terengganu dan Malaka. Di ibukota Kuala Lumpur, langit tetap berkabut dengan indeks menunjukan angka 82.
Masalah kabut asap di Asia Tenggara mencapai tingkat terburuk tahun 1997-1998, yang menyebabkan masalah kesehatan yang luas dan menimbulkan kerugian ekonomi miliaran dolar karena kabut asap itu menganggu dunia usaha dan dan transportasi udara.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.