Teheran, Kompas
Wartawan
Belum terlihat aktivitas warga Teheran menanggapi hasil pemilihan tersebut. Lalu lintas kendaraan masih normal, para pendukung Rohani belum terlihat turun ke jalan merayakan kemenangan jagonya itu. Beredar kabar, para pendukung kubu moderat dan reformis akan turun ke jalan pada Sabtu malam (Minggu dini hari WIB).
Pasukan antihuru-hara siaga di semua persimpangan jalan di Teheran, terutama persimpangan jalan Valiosr dan Enghelab, dekat Universitas Teheran. Kawasan tersebut kerap dijadikan lokasi unjuk rasa oleh mahasiswa universitas tersebut.
Otoritas Iran tampaknya tidak ingin mengambil risiko unjuk rasa besar-besaran, seperti ketika pengumuman hasil pilpres tahun 2009. Saat itu, Presiden Mahmoud Ahmadinejad memenangi masa jabatan kedua, tetapi mengundang protes kubu oposisi yang dipimpin pesaing terberatnya, Mir Hossein Musavi.
Pengunduran diri kandidat kubu reformis, Mohammad Reza Aref, membuat Rohani mendapatkan dukungan kubu moderat dan reformis untuk menghadapi kubu konservatif yang dukungannya terpecah pada beberapa kandidat.
Kemenangan Rohani menggembirakan generasi muda dan kelompok kelas menengah karena dianggap sesuai dengan aspirasi mereka. ”Hassan Rohani itu pintar dan berpengalaman dalam pemerintahan, serta pandai bergaul di kancah internasional. Iran di bawah kepemimpinan Rohani akan lebih baik,” kata Hakeki, sopir taksi yang mengantar
Duta Besar RI untuk Iran Dian Wirengjurit mengatakan, Hassan Rohani harus memikirkan aspirasi generasi muda sesuai dengan janjinya. ”Peran generasi muda Iran semakin menonjol. Komposisi generasi muda di Iran mencapai 60 persen populasi penduduk Iran. Generasi muda menginginkan kebebasan seperti masa sebelum revolusi tahun 1979,” kata Dian.
Keunggulan Rohani sudah tampak sejak awal penghitungan suara. Rohani langsung dinyatakan sebagai presiden Iran tanpa perlu menjalani pemilu putaran kedua karena memenangi suara lebih dari 50 persen. Hal ini membuyarkan prediksi analis politik di Teheran bahwa akan digelar pemilu putaran kedua.