Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Facebook Ungkap Permintaan Data dari Pemerintah AS

Kompas.com - 16/06/2013, 04:48 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com — Facebook mengungkapkan bahwa mereka menerima 9.000 hingga 10.000 permintaan dari Pemerintah AS untuk menyampaikan informasi data pengguna situs jejaring sosial itu pada pertengahan kedua tahun 2012 lalu.

Pengelola situs jejaring sosial itu mengatakan, permintaan data terkait dengan berbagai masalah kejahatan mulai dari yang ringan hingga kejahatan yang menyangkut keamanan nasional.

Sebelumnya berdasarkan bocoran yang disampaikan oleh mantan teknisi komputer yang pernah bekerja untuk NSA, pemerintah AS melakukan operasi mata-mata elektronik jauh lebih besar ketimbang yang telah mereka akui saat ini.

Pemerintah AS mengatakan, program operasi mata-mata ini dilakukan untuk membantu menangkal ancaman serangan teroris.

Ted Ullyot dari Facebook dalam blog resmi perusahaan jejaring sosial itu mengatakan, permintaan data terkait dengan keperluan berbagai penyelidikan termasuk misalnya penyelidikan anak hilang, mengejar buron federal, kejahatan lokal, hingga ancaman teroris.

Ullyot tidak menunjukkan secara rinci data seperti apa yang kemudian diberikan kepada Pemerintah AS itu.

Namun, dia mengatakan bahwa Facebook telah secara "agresif" melindungi data pengguna layanannya.

"Kami kerap menolak permintaan seperti permintaan langsung, kemudian kami juga meminta pemerintah menurunkan skala permintaannya atau memberikan data lebih sdikit dari permintaan yang diajukan," kata Ullyot. 

Masih buron

Awal bulan ini, seorang teknisi komputer bernama Edward Snowden membocorkan rincian program mata-mata yang disebut sebagai "Prism" dan dijalankan oleh Badan Keamanan Nasional AS (NSA).

Edward Snowden menjelaskan bahwa program itu bertujuan memantau jutaan telepon, e-mail, dan bentuk komunikasi lain.

Harian The Guardian sebelumnya telah menerbitkan berita bahwa NSA dituding memantau data tentang panggilan telepon dan punya akses langsung ke server milik perusahaan-perusahaan besar, seperti Google, Apple, Microsoft, dan Facebook.

Perusahaan-perusahaan itu membantah tudingan dalam laporan tersebut dan mengatakan mereka tidak memberikan akses kepada Pemerintah AS seperti yang dituduhkan.

Mereka mengatakan hanya memenuhi permintaan yang sah dan dibolehkan oleh hukum.

Snowden (29) melarikan diri dari AS ke Hongkong sebelum media menerbitkan hasil pengungkapannya terhadap operasi rahasia itu.

Keberadaannya hingga saat ini masih belum diketahui dan dia telah mengatakan akan melawan upaya ekstradisi ke AS.

AS memang berupaya untuk menuntutnya secara hukum karena telah membocorkan operasi rahasia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com