Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malaysia dan Brunei Peluang untuk Rekayasa Industri Indonesia

Kompas.com - 16/06/2013, 03:09 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Malaysia dan Brunei Darussalam bakal makin menjadi primadona saat Komunitas Ekonomi ASEAN 2015 terwujud. Pasalnya, kedua negara itu relatif memunyai peluang besar untuk proyek rekayasa industri khususnya di bidang energi seperti panas bumi.

Berangkat dari kenyataan inilah, Indonesia melalui PT Rekayasa Industri (Rekind) berkesempatan mengambil bagian lebih besar dari sekarang. "Rekayasa industri perlu dukungan. Rekayasa industri itu adalah lokomotif. Bagaimana kita mau memproduksi kalau pabriknya tidak ada,"kata Sekretaris Korporasi PT Rekayasa Industri Wilka Osca dalam perbincangan pada Kamis (13/6/2013).

Catatan menunjukkan bidang rekayasa industri mencakup tiga hal penting yang terangkum dalam EPC (Engineering, Procurrement, and Construction). "Rekayasa industri harus mampu membangun suatu pabrik atau proyek untuk menghasilkan produk dengan spesifikasi tertentu,"kata Wilka menerangkan.

Ia memberi contoh pembangunan pabrik kopi dengan syarat-syarat seperti kapasitas produksi 2.000 ton per tahun dan tingkat keasaman kopi yang dihasilkan pada level tertentu. "Ini tugas rekayasa industri. Artinya, rekayasa industri harus memunyai teknologi proses di dalamnya hingga bisa memastikan produk akhir proyek sesuai spesifikasi,"imbuh Wilca.

Kemampuan ini, lanjut Wilca, menjadi pembeda dengan perusahaan konstruksi. "Perusahaan konstruksi hanya membangun gedung pabriknya,"ujar Wilca lagi.

Sementara itu, buku Kisah-kisah Membangun Industri di Indonesia menuturkan perusahaan milik negara ini didirikan pada 1981. Dalam perkembangannya sampai kini, perusahaan dengan 1.300 karyawan tersebut berperan dalam berbagai pembangunan bidang energi seperti Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) Wayang Windu di Pangalengan, Jawa Barat. Lalu, PLTPB Ulubelu dan Lahendong  di Tomohon Sulawesi Utara juga merupakan garapan Rekind.   

Kemudian, masih di dalam buku tersebut, catatan dari Direktur Utama Rekayasa Industri Triharyo Indrawan Soesilo menunjukkan Malaysia dan Brunei adalah pilihan untuk pengembangan bisnis di ASEAN. Khusus di Malaysia, sumber-sumber energi yang terbilang masih melimpah adalah Sabah dan Serawak. Utamanya sumber-sumber panas bumi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com