Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Tewas 93.000 Orang

Kompas.com - 14/06/2013, 03:30 WIB

GENEVA, Kamis - Perserikatan Bangsa-Bangsa menduga sedikitnya 93.000 orang, lebih dari 6.500 di antaranya anak-anak, telah tewas dalam konflik Suriah yang telah berlangsung sejak tahun 2011. Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Navi Pillay, Kamis (13/6), mengatakan sulit memastikan angka kematian yang sesungguhnya.

Jumlah itu diduga akan terus membesar. Sebuah laporan analisis yang diterima PBB menyebutkan, pembunuhan terbanyak terjadi di pedesaan dekat Damaskus, dengan 17.800 orang tewas. Berikutnya adalah Homs (16.400 orang tewas), Aleppo (11.900 orang tewas), dan Idlib, (10.300 orang tewas).

Di antara korban tewas itu setidaknya ada 6.561 anak dan 1.729 remaja.

”Aliran konstan pembunuhan berlanjut pada tingkat mengejutkan, dengan lebih dari 5.000 pembunuhan didokumentasikan setiap bulan sejak Juli lalu. Jumlah sebenarnya dari mereka yang tewas berpotensi jauh lebih tinggi,” kata Pillay.

Ia menambahkan, hampir 27.000 orang tewas sejak Desember 2012. ”Ada juga kasus yang mencatat adanya penyiksaan dan eksekusi terhadap anak-anak serta seluruh anggota keluarga, termasuk bayi. Konflik itu sungguh mengerikan,” kata Pillay.

Protes damai menentang Presiden Bashar al-Assad pada Maret 2011 telah berubah menjadi pemberontakan bersenjata, lalu menjadi perang saudara. Jumlah rata-rata pembunuhan setiap bulan tercatat telah meningkat dari sekitar 1.000 kasus per bulan di musim panas 2011, menjadi lebih dari 5.000 kasus per bulan sejak Juli 2012.

Puncaknya terjadi pada Juli- Oktober 2012, dengan jumlah pembunuhan mencapai di atas 6.000 kasus per bulan.

Sementara itu, Utusan Khusus PBB untuk Anak-anak dalam Konflik, Leila Zerrougui, mengatakan telah menerima laporan bahwa anak-anak Suriah tewas atau terluka dalam pengeboman membabi buta atau ditembak oleh penembak jitu.

Mereka diduga kuat digunakan sebagai perisai manusia atau korban taktik teror. Zerrougui mempresentasikan laporan yang mengatakan bahwa anak laki-laki berusia 10 tahun digunakan oleh kelompok-kelompok bersenjata sebagai milisi tempur dan kuli.

Merekrut anak-anak

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com