”Saya memberi peringatan terakhir, tarik anak-anak Anda dari taman itu. Kami tidak bisa menunggu lagi karena Taman Gezi bukan milik pengunjuk rasa, melainkan milik semua orang,” kata Erdogan.
Sebelumnya, pada Selasa malam lalu, polisi telah mengambil alih Alun-alun Taksim yang berada di sebelah taman itu dari para pengunjuk rasa.
Sebagaimana diberitakan, warga menentang rencana pemerintah membangun kawasan taman menjadi replika barak militer era Ottoman.
Unjuk rasa itu kemudian berkembang menjadi gerakan yang lebih luas menentang Erdogan. Ia dinilai sebagai pemimpin yang makin otoriter setelah 10 tahun berkuasa.
Kritik itu dihadapi dengan sikap keras aparat yang memicu kecaman dari berbagai kalangan di Turki. Dikabarkan, empat orang pengunjuk rasa dan seorang polisi tewas, serta 5.000 orang lainnya luka-luka sejak unjuk rasa bergulir, 31 Mei lalu.
Sema Aksoy, pengacara warga, mengatakan, Ether Sarisuluk (26), pengunjuk rasa, tewas pada Kamis pagi. Ether adalah salah satu dari empat warga tewas selama unjuk rasa itu.
Ia sempat menjalani perawatan karena luka di kepalanya. Ether diduga terkena tabung gas air mata yang ditembakkan aparat pada 1 Juni lalu.
Setelah sebelumnya rusuh dengan bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa, suasana Taman Gezi pada dua hari terakhir dikabarkan tenang.