Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Snowden: Bertahun-tahun AS Retas Hongkong dan China

Kompas.com - 13/06/2013, 05:59 WIB

HONGKONG, KOMPAS.com — Edward Snowden muncul dari persembunyiannya, Rabu (12/6/2013). Whistle blower yang mengungkap pemantauan akses komunikasi dan internet oleh badan intelijen Amerika (NSA) ini, menyatakan China dan Hongkong adalah sasaran peretasan oleh intelijen Amerika selama bertahun-tahun.

Kepada wartawan South China Morning Post, Snowden menyatakan akan tinggal di Hongkong untuk melawan kemungkinan ekstradisi oleh pemerintah negaranya. Dia memilih tinggal di kota ini sampai diminta otoritas setempat untuk pergi. "Saya memiliki banyak kesempatan untuk melarikan diri dari Hongkong, tapi saya lebih suka tinggal dan melawan Pemerintah AS di pengadilan, karena aku memiliki keyakinan pada hukum Hongkong," kata dia dalam wawancara ekslusif tersebut.

Snowden menolak disebut pengkhianat oleh negaranya. Sebaliknya dia pun tak merasa dirinya adalah pahlawan, setelah mengungkapkan operasi intelijen tersebut. "Saya adalah warga negara Amerika," tepis dia.

Dalam wawancara itu Snowden mengatakan program PRISM dari NSA sangat intensif menyasar orang-orang dan lembaga di Hongkong dan China. Dia pun mengatakan intimidasi besar-besaran dilakukan Pemerintah Amerika Serikat pada otoritas Hongkong melalui jalur diplomatik untuk mengekstradisinya.

Meski menyatakan yakin hukum Hongkong akan melindunginya dari Amerika Serikat, tetapi Snowden mengaku ketakutan atas keselamatan diri dan keluarganya. Snowden diketahui berada di Hongkong sejak 20 Mei 2013, ketika ia meninggalkan rumahnya di Hawai untuk berlindung.

Pilihannya ke Hongkong, tegas Snowden, bukanlah untuk bersembunyi seperti yang diduga sekaligus dipertanyakan orang. "Orang-orang berpikir saya melakukan kesalahan memilih HK sebagai lokasi, salah paham niat saya," kata dia. "Saya di sini bukan untuk bersembunyi dari keadilan, saya di sini untuk mengungkapkan kriminalitas," tegas dia.

Berdasarkan dokumen belum terverifikasi yang ditunjukkan Snowden pada South China Morning Post, NSA telah meretas komputer di Hongkong dan China sejak 2009. Namun, tak satu pun dokumen itu mengungkapkan informasi tentang kekuatan militer China. Justru, di antara target yang dibidik adalah universitas, bisnis, pejabat, dan para mahasiswa. Snowden menyatakan ada lebih dari 61.000 peretasan dilakuan NSA di seluruh dunia, dengan ratusan target berada di Hongkong dan China.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com