Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penerbangan Eropa "Macet"

Kompas.com - 13/06/2013, 02:55 WIB

PARIS, KOMPAS.com — Ribuan wisatawan harus menghadapi pembatalan penerbangan, Rabu (12/6/2013). Mereka adalah wisatawan domestik maupun internasional, yang "terjebak" di tengah aksi mogok para pengendali lalu lintas udara Perancis. Aksi mogok ini telah memasuki hari kedua, sebagai bentuk protes atas rencana Uni Eropa memperbarui peraturan soal wilayah udara Eropa.

Biasanya, dari Bandara Charles de Gaulle, Paris, saja diberangkatkan sekitar 600 penerbangan. Karena pemogokan, separuh di antaranya dibatalkan. Penerbangan jarak pendek dan menengah paling terpengaruh pemogokan ini. Sebelumnya, Selasa (11/6/2013), berdasarkan badan lalu lintas Eurocontrol sekitar 2.000 penerbangan dibatalkan dari seluruh Perancis dalam aksi mogok hari pertama.

Bukan cuma aksi di Perancis

Dampak pemogokan di Perancis pun merembet ke Bandara Heathrow, London, Inggris. Sebanyak 27 penerbangan telah dibatalkan, 14 yang dijadwalkan datang dan 13 dijadwalkan berangkat. Sebagian besar adalah jadwal penerbangan ke dan dari bandara Charles de Gaulle, Tolouse, dan Marseille, ketiganya di Perancis.

EasyJet menyebutkan 66 penerbangan ke dan atau dari Inggris, telah dibatalkan, Rabu. "Sebagian besar berangkat atau datang dari Perancis dan Spanyol, meskipun mungkin tujuan penerbangan lain juga bakal terpengaruh," ujar sebuah pernyataan EasyJet.

Para wisatawan yang menggunakan jasa EasyJet dianjurkan memeriksa pemberitahuan, terutama bila bertujuan ke Perancis, Spanyol, dan Portugal. Perusahaan ini pun berjanji akan menghubungi pelanggan yang terkena pembatalan penerbangan. Para penumpang yang dibatalkan berhak mendapatkan pengembalian uang atau bisa meminta penerbangan alternatif.

Juru bicara untuk Bandara Charles de Gaulle berjanji layanan penerbangan akan kembali normal, Kamis (13/6/2013), seiring berakhirnya pemogokan.

Federasi Buruh Transportasi Eropa mengatakan, pekerja lalu lintas udara di 11 negara Eropa menggelar aksi, Rabu (12/6/2013), sebagai penentangan terhadap rencana penggabungan wilayah udara di Eropa. Namun, aksi mogok hanya terjadi di Perancis dan Hungaria, berdasarkan pernyataan Sekretaris Politik Federasi Francois Ballestero.

"Single European Sky"

Seluruh aksi yang "memacetkan" lalu lintas udara Eropa ini merupakan perlawanan atas keputusan Komisi Eropa. Pada Selasa (11/6/2013), komisi ini memutuskan pencanangan versi baru "Single European Sky". Paket yang dikenal sebagai SES2+ ini diyakini akan mengancam pekerjaan banyak orang, dengan penghematan biaya dan peningkatan daya saing yang lebih dikedepankan ketimbang pertimbangan keselamatan.

Menurut Komisi Eropa, aturan manajemen lalu lintas udara harus diperbarui untuk meningkatkan kinerja dan pengawasan, di tengah perkiraan peningkatan kepadatan lalu lintas udara yang dapat memperlama penundaan penerbangan. Aturan baru ini disebut bakal menekan biaya menjadi lebih rendah dan memperbanyak rute penerbangan langsung.

Diyakini, kebijakan baru akan membuat harga tiket juga bakal lebih murah, sembari membantu perusahaan penerbangan mendapatkan keuntungan. Rute yang lebih pendek dan lebih sedikit penundaan berarti pula emisi gas yang lebih rendah. Paket "Single Europe Sky" pertama kali diluncurkan pada 2004, untuk meningkatkan koordinasi antarotoritas lalu lintas udara di 27 negara anggota Uni Eropa, sekaligus memangkas penundaan jadwal penerbangan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com