Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wartawan-Diplomat Itu Telah Pergi

Kompas.com - 13/06/2013, 02:26 WIB

Jakarta, Kompas - Bangsa Indonesia kembali kehilangan salah seorang tokoh pers nasional sekaligus mantan Duta Besar RI untuk Vietnam, Dja’far H Assegaff (81). Dia meninggal di Rumah Sakit Mitra Kemayoran, Jakarta, Rabu (12/6) sekitar pukul 05.05. Jenazah almarhum dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, sore harinya sekitar pukul 14.30.

Upacara pemakaman dipimpin oleh Pemimpin Media Group Surya Paloh. Selain keluarga besar, prosesi tersebut juga dihadiri para sahabat, murid, karyawan, wartawan, dan handai tolan. Hadir pula, antara lain, pengajar Lembaga Pers Dr Sutomo, Atmakusumah Astraatmadja, Pemimpin Umum Kompas Jakob Oetama, Guru Besar Komunikasi Universitas Indonesia Sasa Djuarsa Sendjaja, dan pengamat komunikasi politik Effendi Gazali.

Putra bungsu Dja’far, Muhamad Gazy, mengatakan, ayahnya dirawat dan menjalani operasi untuk menangani kanker usus besar yang telah menyerang lever di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, sekitar dua bulan. Belakangan, almarhum dirawat di RS Mitra Kemayoran, Jakarta, hingga wafat. Dja’far meninggalkan seorang istri (Syfa D Assegaff), tiga anak (Soraya, Ahmad Rukny, dan Muhamad Gazy), dan sembilan cucu.

Dja’far lahir di Tanjung Karang, Lampung, 12 Desember 1932. Sebagian besar hidupnya diabdikan untuk mengembangkan dunia jurnalistik di sejumlah media massa. Tahun 1955, dia menjadi Redaktur Pelaksana Harian Indonesia Raya. Dia lantas menjadi Wakil Pemimpin Redaksi (Pimred) Harian Abadi, Pimred Suara Karya, dan Wakil Pemimpin Umum Lembaga Kantor Berita Nasional Antara. Setelah menjabat Pimred Warta Ekonomi dan Direktur Lembaga Pers Dr Soetomo, dia diangkat sebagai Duta Besar RI untuk Vietnam. Terakhir, dia aktif sebagai Komisaris Utama Metro TV, Media Indonesia, dan Lampung Post.

Peduli orang lain

Di mata Surya Paloh, sosok Dja’far merupakan tokoh pers yang penting. Selama berkarier, almarhum berpegang teguh pada pikiran dan profesionalismenya. Dia juga fleksibel, bisa bergaul dengan lintas generasi, serta memiliki rasa humor.

Jakob Oetama menilai, sosok Dja’far merupakan wartawan sejati. Sebagai sahabat, dia selalu mengajak berbicara tentang keadaan masyarakat, pemerintah, kehidupan rakyat, dan apa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki keadaan. ”Dia peduli pada orang lain. Itu salah satu sikap yang diperlukan kita sebagai wartawan,” katanya.

Bagi Atmakusumah Astraatmadja, kemampuan diplomasi merupakan nilai lebih Dja’far selain jurnalistik. Hal itu tak lepas dari kecakapan, wawasan, dan pergaulannya yang luas. (iam)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com