Sydney, Selasa -
Perahu tersebut diduga terbalik pekan lalu di dekat Pulau Christmas, teritori Australia. Otoritas Keselamatan Maritim Australia (AMSA) menyatakan, mereka mengerahkan dua pesawat untuk mencari perahu di utara Pulau Cocos. Area pencarian sekitar 260 mil laut di utara Pulau Cocos.
Sejauh ini telah ditemukan 13 jenazah di laut bersama puing- puing perahu dan jaket penyelamat. Tak ada seorang pun yang ditemukan selamat. Pencarian para korban yang selamat terus dilakukan. Seorang petugas bea cukai mengatakan bahwa mereka kini sibuk menyelamatkan perahu-perahu lainnya.
”Itu adalah keputusan yang sangat sulit, tetapi ini adalah keputusan operasional. Sesuai perintah sudah jelas, mereka memprioritaskan untuk menyelamatkan nyawa korban yang tenggelam. Saya pikir kita semua memahami mengapa itu yang harus didahulukan,” kata Gillard kepada wartawan.
Komunitas Tamil Australia bersikap kritis terhadap keputusan Pemerintah Australia tersebut. Eksekutif Kongres Tamil Australia Bala Vigneswaran menyatakan akan timbul kemarahan jika ada jenazah warga Australia yang dibiarkan atau tidak diambil dari Samudera Hindia.
”Jika mereka warga Australia, saya yakin saya akan marah. Setiap orang di Australia sangat kecewa dan saya tidak pernah berpikir bahwa kita diperlakukan oleh Australia seperti ini,” ujar Vigneswaran kepada ABC.
Terkait kritik tersebut, Gillard mengatakan, Pemerintah Australia berusaha menyelamatkan nyawa para pencari suaka tersebut. Perahu yang terbalik itu adalah salah satu dari beberapa perahu yang tiba dalam seminggu terakhir. Ada tujuh perahu dengan total 500 penumpang telah dicegat pada Rabu lalu, termasuk satu perahu yang membawa lebih dari 90 penumpang yang meminta bantuan di dekat Pulau Christmas.