Pemerintah Australia dikritik karena tidak mau mengerahkan kapal-kapal dan pesawat untuk mencari jenazah puluhan pencari suaka yang diduga tenggelam di lepas Pulau Christmas.
Sekitar 55 orang yang terlihat di sebuah kapal pencari suaka yang tenggelam minggu lalu kini dianggap sudah tewas setelah operasi pencarian laut dan udara selama tiga hari gagal menemukan korban yang masih hidup.
Pemerintah Australia mengatakan, pencarian jenazah kini bukan prioritas mereka, dan kapal-kapal serta pesawat perlindungan perbatasan sedang melakukan kegiatan operasi lainnya.
Tapi seorang tokoh komunitas Tamil Australia mengatakan, pasti akan heboh seandainya korban kapal tenggelam itu orang Australia dan dibiarkan terapung-apung di laut.
Bala Vigneswaran dari Australian Tamil Congress mengatakan, paling tidak satu atau dua kapal seharusnya tinggal untuk mencari mayat-mayat itu. "Seandainya mereka itu orang Australia, saya yakin, akan timbul kemarahan, dan mereka pasti tidak akan diperlakukan seperti itu," katanya.
Pihak pabean mengatakan kapal-kapal dan pesawat Komando Perlindungan Perbatasan sedang melakukan berbagai operasi lainnya, termasuk mencegat kapal pencari suaka lainnya. Dikatakan, prioritas mereka adalah merespon kapal-kapal lain yang membutuhkan dan mencegah kematian.
Menteri Imigrasi Brendan O'Connor mengatakan, ia tidak yakin apakah mayat-mayat pencari suaka yang tenggelam di laut minggu lalu itu akan bisa ditemukan. "Sebagian besar orang akan memahami bahwa menyelamatkan yang masih hidup lebih penting daripada mencari mayat," katanya.
Kapal itu pertama terlihat oleh sebuah pesawat Angkatan Udara Australia pada Rabu sore. Pada Jumat pesawat pabean melihat lambung kapal terbalik, tapi baru Sabtu sore mayat-mayat terlihat terapung di laut.
Operasi pencarian korban yang masih hidup selama tiga hari dikoordinasi oleh Otoritas Keselamatan Laut Australia (AMSA) dengan mengerahkan tiga kapal, termasuk kapal Angkatan Laut HMAS Warramunga, dan lima pesawat. Pencarian dihentikan pada Minggu malam setelah diterima saran medis bahwa tidak ada yang bisa bertahan di laut selama itu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.