Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gedung Putih Tolak Komentari Pembocor Pemantauan Intelijen AS

Kompas.com - 11/06/2013, 08:36 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com Gedung Putih menolak berkomentar mengenai pengungkapan identitas mantan pegawai CIA Edward Snowden, yang membocorkan informasi rahasia tentang program pemantauan Pemerintah AS.

Hari Minggu, Edward Snowden, seorang teknisi berusia 29 tahun yang bekerja untuk CIA dan kemudian sebagai kontraktor Badan Keamanan Nasional (NSA), mengungkapkan jati dirinya dalam wawancara dengan surat kabar Inggris, The Guardian.

Snowden mengatakan, ia mengungkapkan dokumen-dokumen rahasia itu untuk melindungi “kebebasan dasar bagi orang di seluruh dunia.” Dalam wawancara video dengan The Guardian, ia mengakui bisa menghadapi tuntutan, tetapi katanya ia merasa harus mengambil tindakan yang telah dilakukannya.

“Tapi seiring dengan berjalannya waktu, kesadaran akan kesalahan semacam itu menumpuk dan kita merasa terdorong untuk membicarakannya, tapi semakin banyak kita berbicara tentang hal itu, kita akan semakin diabaikan, semakin sering kita diberitahu hal itu bukan masalah, sampai akhirnya kita menyadari bahwa hal-hal ini perlu ditentukan oleh masyarakat, bukan oleh seseorang hanya karena dia menjadi pegawai pemerintah,” ungkap Snowden.

Pengungkapan itu mengenai "PRISM," sebuah program NSA yang mengumpulkan sejumlah besar "metadata" dari perusahaan-perusahaan internet, meskipun para pejabat intelijen mengatakan program itu tidak menargetkan warga Amerika.

Program lainnya mengumpulkan data tentang hubungan telepon. Presiden Obama telah mengatakan, itu tidak berarti pemerintah mendengarkan percakapan telepon warga Amerika, yang membutuhkan persetujuan lebih lanjut oleh pengadilan intelijen khusus.

Juru Bicara Gedung Putih Jay Carney hari Senin menolak berkomentar secara khusus mengenai Snowden, dengan alasan Departemen Kehakiman sedang menyelidiki pengungkapan informasi rahasia yang tidak sah itu.

Carney mengatakan, program-program pemantauan itu tunduk pada pengawasan, dan menegaskan, "Program-program yang telah kita bahas karena kebocoran yang terjadi akhir-akhir ini, meski merupakan pokok perdebatan dan diskusi yang sah, adalah mengenai keseimbangan yang diperlukan, yang semuanya memerlukan persetujuan pengadilan, semuanya melibatkan tinjauan dan pengawasan Kongres."

Kantor Direktur Intelijen Nasional mengatakan, komunitas intelijen kini mengkaji "kerugian" akibat pengungkapan baru-baru ini, dan menambahkan bahwa “setiap orang yang lulus screening keamanan tahu bahwa ia berkewajiban melindungi informasi rahasia dan mematuhi hukum.”

Kini timbul perdebatan sengit di seluruh Amerika mengenai apa yang lebih penting antara keamanan dan hak privasi, dan apa yang dianggap oleh banyak warga Amerika sebagai campur tangan pemerintah yang tidak konstitusional.

Pekan lalu, Presiden Obama mengatakan, Amerika tidak bisa mengharapkan keamanan 100 persen dan hak privasi 100 persen. Dia mengatakan, program itu dalam pengawasan ketat, dan kebocoran itu memperburuk kerentanan Amerika dari serangan teroris.

"Tujuan kami adalah menghentikan orang-orang yang merugikan kita, dan jika setiap langkah yang kita lakukan untuk mencegah aksi teroris berada di halaman depan surat kabar atau disiarkan di televisi, maka ada kemungkinan orang-orang yang ingin berusaha melukai kita akan bisa menghindari langkah-langkah pencegahan yang kita lakukan,” ujar Obama.

Sejak Edward Snowden mengungkapkan identitasnya sebagai narasumber kebocoran itu, sebuah petisi yang mendukungnya dan menyebutnya “pahlawan nasional” dan meminta Presiden Obama untuk mengampuninya dipasang di forum petisi situs Gedung Putih.

Jay Carney menolak berkomentar mengenai petisi itu kecuali mengatakan bahwa pedoman mengharuskan petisi mendapat sedikitnya 100.000 tanda tangan sebelum Gedung Putih mengeluarkan tanggapan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com