Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Mandiri Masih Kaji 3 Opsi Penyelamatan Merpati

Kompas.com - 11/06/2013, 07:42 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Upaya penyelamatan PT Merpati Nusantara Airlines masih terganjal. Bank Mandiri, sebagai salah satu kreditur, belum memilih opsi apa pun untuk restrukturisasi maskapai penerbangan pelat merah itu.

Hingga kini, Bank Mandiri belum menggelar pertemuan dengan Merpati maupun pihak terkait lainnya, termasuk Kementerian Badan Usaha Milik Negara selaku pemegang saham. “Semua proses masih berjalan dan belum ada opsi apa pun untuk memperbaiki Merpati," ujar Senior Vice President Special Asset Management Bank Mandiri, Agus Sudiarto, Minggu (9/6/2013).

Merpati, saat ini, terus berjuang untuk keluar dari jerat utang senilai Rp 6 triliun. Dari jumlah itu, kewajiban Merpati kepada Bank Mandiri diperkirakan sebesar Rp 200 miliar. Sebagian besar utang adalah kewajiban kepada pemerintah, lebih dari Rp 3 triliun.

Sekretaris Kementerian BUMN Imam A Putro mengungkapkan pemerintah tengah menggodok tiga opsi untuk Merpati. Pertama, scale down. Dalam opsi ini, fungsi operasional Merpati bakal menyusut, dari maskapai nasional menjadi maskapai propeller yang beroperasi di Indonesia Timur.

Opsi kedua adalah restrukturisasi seluruh utang Merpati. "Prosesnya akan dilakukan menyeluruh ke semua pihak, termasuk Bank Mandiri. Kami juga sedang membahasnya dengan PT Perusahaan Pengelola Aset," ujar Imam. Sedangkan opsi ketiga adalah langkah pamungkas, yakni menutup Merpati.

Untuk menyelamatkan Merpati, Bank Mandiri masih mempelajari secara seksama opsi yang bakal ditempuh atas dasar win-win solution. Opsi yang akan disepakati nantinya, diharapkan dapat memberikan keuntungan kepada berbagai pihak.

Manajemen Bank Mandiri berharap, proses penyelamatan Merpati berlangsung secara komprehensif, dengan mempertimbangkan berbagai aspek, mulai dari strategi bisnis yang berkelanjutan hingga memperkuat permodalan. Hal ini dilakukan agar langkah penyelamatan itu tidak sia-sia serta memberikan hasil maksimal.

Menurut Agus, restrukturisasi bukan hanya memperbaiki Merpati dalam jangka pendek, tetapi harus dapat membawa maskapai penerbangan tersebut keluar dari masalah bisnis dan finansial dalam jangka panjang.

Karena itu, proses restrukturisasi perlu dukungan dana yang maksimal demi memperkuat belanja modal atau capital expenditure dan belanja operasional atau operational expenditure. Ini agar kinerja Merpati lebih baik. Untuk memuluskan penyelamatan Merpati, Bank Mandiri tetap melakukan komunikasi dengan Kementerian BUMN demi mencari solusi komprehensif.

Bank Indonesia belum bisa mengomentari rencana restrukturisasi utang Merpati di Bank Mandiri. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Difi Johansyah, masih menunggu laporan resmi Bank Mandiri. Yang pasti, sesuai aturan main, bank dilarang memiliki penyertaan modal di luar lembaga keuangan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com