Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merpati MA-60 Patah Jadi Dua

Kompas.com - 11/06/2013, 03:28 WIB

Kupang, Kompas - Pesawat Merpati jenis MA-60 dengan nomor penerbangan MZ-5617 rute Bajawa (Flores)-Kupang, Senin (10/6) pukul 09.54 Wita, mendarat dengan keras (hard landing) di Bandar Udara El Tari, Kupang, Nusa Tenggara Timur. Badan pesawat pun patah di bagian tengah. Seluruh penumpang yang berjumlah 46 orang—termasuk seorang bayi—serta pilot Aditya Priyo, kopilot, dan dua pramugari selamat.

Mereka langsung dievakuasi ke Rumah Sakit TNI AU di dekat bandara. Setelah mendapat pertolongan awal, 20 penumpang dan awak masih dirawat di sana. Mereka umumnya hanya sedikit terguncang dan menderita luka ringan. Sementara itu, penumpang dan awak yang mengalami cedera berat langsung dirujuk ke RSU Yohanes di Kota Kupang. ”Yang dirujuk ke RSU Yohanes itu termasuk pilot,” ujar Kepala RS TNI AU El Tari dr Mayor Daiman.

Posisi pesawat naas itu hingga Senin siang masih di tengah landasan pacu, sekitar 300 meter dari titik awal saat pesawat menyentuh landasan dari arah barat. Badan pesawat yang kini menyentuh landasan pun patah menjadi dua di bagian tengah.

Serpihan badan pesawat yang terlepas berserakan di landasan sejak titik pendaratan hingga posisi pesawat berhenti, termasuk baling-baling pesawat yang patah menghantam landasan.

Komandan Lanud El Tari Kolonel Eko Dono Indarto dan General Manager Angkasa Pura El Tari Imam Pramono belum bisa menjelaskan penyebab kecelakaan. ”Belum bisa dipastikan, nanti akan diselidiki,” ujar Eko ketika meninjau posisi pesawat.

Gonsa Tombor, penumpang dari Kabupaten Manggarai Timur, Flores, ketika ditemui di RS TNI AU El Tari, menuturkan, selama penerbangan dari Bandara Soa, Bajawa, menuju Kupang tidak ada gangguan apa pun. Penerbangan nyaris tanpa guncangan berarti karena cuaca cerah.

Namun, saat pesawat mendarat di Bandara El Tari, terdengar bunyi benturan sangat keras ketika roda pesawat menyentuh landasan. ”Selanjutnya seperti terseok-seok. Para penumpang berteriak histeris. Syukur kami semua selamat. Ini mukjizat,” tuturnya.

Eko dan Imam belum bisa memastikan kapan penerbangan di Bandara El Tari kembali normal. Setidaknya tujuh penerbangan melalui Bandara El Tari terpaksa batal.

Corporate Secretary PT Merpati Nusantara Airlines Herry Saptanto, di Jakarta, Senin (10/6), memastikan terjadinya musibah kecelakaan pesawat buatan China ini. Menurut Herry, pesawat dalam posisi laik terbang. Pesawat itu pertama kali digunakan Merpati pada Desember 2010. Adapun soal penanganan bagasi, muatan, dan pengobatan diatur sesuai Undang-Undang Penerbangan.

Sebelumnya, pesawat Merpati jenis MA-60 buatan China ini juga pernah mengalami musibah. Pada 19 Desember 2011, pesawat Merpati MA-60 gagal lepas landas dari Bandara El Tari karena gangguan teknis. Pesawat yang akan terbang ke Ruteng, Flores, pukul 06.20 Wita, itu sempat menghalangi akses ke landasan pacu. Akibatnya, semua penerbangan terganggu selama sekitar lima jam.

Pada 7 Mei 2011, pesawat Merpati MA-60 bernomor penerbangan MZ-8968 tujuan Sorong-Kaimana-Biak jatuh dan hancur di laut, 500 meter dari Bandara Utarom, Kaimana, Papua Barat. Semua penumpang, sebanyak 21 orang, dan 6 orang awak tewas.

Juru Bicara Kementerian Perhubungan Bambang S Ervan menegaskan, Kementerian Perhubungan akan mengirimkan tim investigasi. Hingga semalam telah diupayakan pemindahan pesawat dari landasan.

”Begitu bisa dibuka, tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi dan Ditjen Perhubungan Udara akan masuk,” kata Bambang. (ANS/ARN/MAR)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com