Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konservatif Lawan Reformis

Kompas.com - 11/06/2013, 02:48 WIB

Mohammad Shabani, pengamat independen soal Iran yang tinggal di Inggris, mengatakan, isu inflasi dan pengangguran bakal menjadi perhatian utama pemilih. ”Rata-rata pemilih Iran kini berusia 38 tahun dan terutama berkaitan dengan mengamankan mata pencaharian,” kata Shabani.

Membantah

Sementara itu, Dewan Pengawal Konstitusi membantah kabar yang menyebut mereka akan melarang Rohani maju dalam pemilu nanti.

Salah satu anggota tim pemenangan Rohani, Mohammad Reza Nematzadeh, seperti dikutip kantor berita ISNA, mengatakan telah menerima kabar tentang peninjauan ulang pencalonan Rohani oleh Dewan Pengawal Konstitusi. ”Namun, kami ragu terhadap kebenaran hal itu,” kata Nematzadeh.

Yasmin Alem, pakar sistem pemilu Iran di AS, mengatakan, tidak ada preseden untuk mendiskualifikasi calon setelah surat kepercayaan telah disetujui dewan yang memiliki kekuasaan besar itu.

”Sejauh yang saya tahu, undang-undang pemilu bahkan tidak menetapkan klausul mengenai hal ini,” kata Alem kepada Reuters.

Sebelumnya juga tersiar kabar, Pengawas Pemilu Iran mempertimbangkan mencoret nama Rohani dari bursa pemilihan.

Rohani merupakan kandidat paling moderat dan menonjol yang didukung Dewan Pengawal Konstitusi Iran. Rohani merupakan juru runding nuklir di bawah Presiden Mohammad Khatami.

Majunya dua kandidat dari kalangan reformis itu menandai kebangkitan kembali kelompok itu di Iran. Sebelumnya, dua tokoh oposisi Iran, yakni Mir-Hossein Mousavi dan Mehdi Karoubi, ditahan oleh pemerintah Presiden Ahmadinejad pasca-pemilu tahun 2009 yang ditandai protes besar-besaran karena dugaan kecurangan. Pemilu, Jumat mendatang, merupakan pemilu pertama setelah kerusuhan itu.

Sebelumnya, Dewan Pengawal Konstitusi telah melarang mantan Presiden Akbar Hashemi Rafsanjani dan orang terdekat Ahmadinejad ikut dalam pemilu kali ini. Langkah itu dinilai sebagai cara menahan laju calon independen. (AFP/Reuters/JOS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com