Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benahi Pulau Seribu

Kompas.com - 07/06/2013, 03:23 WIB

Jakarta, Kompas - Pelaku usaha wisata di Kepulauan Seribu berharap pemerintah membenahi infrastruktur dan meningkatkan mutu penyelenggara jasa wisata. Kedua hal itu dinilai menjadi penghambat untuk menjadikan Kepulauan Seribu sebagai daerah tujuan wisata.

Ketua Forum Pemuda Wisata Pesisir Pulau Pari Fatoni, Kamis (6/6), mencontohkan, dermaga Pulau Pari kedalamannya sekitar 2 meter. Akibatnya, sulit bagi kapal berkapasitas penumpang lebih dari 100 orang bersandar di dermaga. Untuk menjangkau dermaga, pengunjung tak jarang memakai perahu atau kapal yang lebih kecil.

Sebelumnya, sejumlah pelaku usaha menyayangkan pengurangan armada kapal cepat Dinas Perhubungan DKI Jakarta yang melayani rute Muara Angke-Kepulauan Seribu, dari enam menjadi empat kapal pada Februari-Maret 2013. Apalagi, sebagian calon wisatawan sering tak terangkut kapal penyeberangan, khususnya pada akhir pekan dan musim liburan.

Pengurus Asosiasi Pelaku Usaha Wisata Pulau Tidung, Amsir Hasbi, menambahkan, pengembangan pariwisata Kepulauan Seribu perlu dibarengi peningkatan kapasitas warga sebagai penyelenggara jasa wisata. Menurut dia, penginapan yang disediakan warga boleh beragam mutu, fasilitas, dan tarif. Namun, idealnya ada standar masakan, pelayanan penginapan, serta penyewaan sepeda, sampan, dan peralatan selam.

Peningkatan mutu pariwisata diharapkan memperbaiki kesejahteraan warga Kepulauan Seribu. Apalagi, dibanding wilayah lain di DKI Jakarta, Kepulauan Seribu relatif tertinggal.

Destinasi khusus

Arie Budiman, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi DKI Jakarta, mengatakan, pengembangan wisata di Kepulauan Seribu diarahkan pada destinasi khusus. Pariwisata di kawasan ini bukan untuk pariwisata massal ataupun wisata eksklusif. Targetnya tercipta kawasan wisata berkualitas berbasis lingkungan berkelanjutan. ”Karena sifat pengembangannya bukan untuk pariwisata massal, harus ada standar pengelolaan lingkungan tinggi. Lingkungan di sana tidak boleh rusak karena memang wisatanya dikembangkan berbasis lingkungan yang berkelanjutan,” ujarnya.

Tantangan pengembangan pariwisata di Kepulauan Seribu adalah kerusakan lingkungan dan infrastruktur pendukung. Saat ini akses ke kawasan itu masih sangat terbatas karena sarana angkutan belum banyak. Satu-satunya sarana transportasi dari Jakarta menuju kawasan itu menggunakan kapal. Padahal, akses ke kawasan itu sebelumnya bisa dijangkau dengan pesawat terbang. Namun, seiring menurunnya permintaan jasa angkutan itu, nyaris tidak ada lagi penerbangan yang mengangkut penumpang ke sana. Akses dengan pesawat terbang dapat ditempuh dari Jakarta ke Pulau Panjang, yang dirancang sebagai pusat distribusi logistik Kepulauan Seribu.

Dari 108 pulau yang ada di Kepulauan Seribu, 45 pulau di antaranya berpotensi menjadi tujuan wisata. Namun, saat ini baru 12 pulau yang benar-benar dimanfaatkan sebagai tujuan wisata. Persoalannya, tidak semua pulau itu memiliki infrastruktur pendukung yang memadai. ”Di kawasan wisata utara Kepulauan Seribu, misalnya, tidak semua pulau memiliki jaringan listrik,” kata Arie.

Pengembangan wisata kawasan itu memerlukan campur tangan banyak pihak. Selain infrastruktur pendukung, perlu dibangun lebih banyak tempat pendidikan berbasis wisata. Tujuannya agar warga setempat sadar bahwa wilayahnya merupakan kawasan wisata.

Saat melantik Asep Syarifudin sebagai bupati Kepulauan Seribu, Rabu, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menitip agar wilayah itu dikembangkan sebagai kawasan wisata. Jokowi ingin sektor pariwisata jadi fokus pembangunan di Kepulauan Seribu. ”Dalam rangka mengangkat ekonomi warga Kepulauan Seribu, tidak ada sektor lain yang bisa dikembangkan,” kata Jokowi.

Asep Syarifudin berjanji akan mengikuti jejak Jokowi untuk kerap mengunjungi warga. Asep pernah menjabat Bupati Kepulauan Seribu pada 2010-2011.(BRO/NDY/MKN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com