Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Intelijen AS Sadap Pembicaraan Telepon Warga

Kompas.com - 06/06/2013, 23:13 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com — Gedung Putih membela pengumpulan catatan percakapan telepon warga Amerika Serikat oleh badan intelijen dengan mengatakan langkah itu penting untuk mencegah ancaman teroris.

Namun, salah seorang pejabat pemerintahan Barack Obama tidak membenarkan atau membantah laporan harian Inggris, The Guardian, yang menduga puluhan juta pembicaraan telepon di Amerika diam-diam dicatat.

Kepada BBC, pejabat yang tidak bersedia disebut namanya ini mengatakan, langkah kontraterorisme seperti ini ialah untuk mengetahui apakah para tersangka teroris melakukan kontak dengan pihak-pihak lain, terutama yang berada di dalam wilayah Amerika.

Koran The Guardian menerbitkan laporan tentang putusan pengadilan di Amerika yang memerintah salah satu operator telepon terbesar di negara tersebut, Verizon, untuk menyerahkan semua nomor pelanggan yang menerima panggilan kepada Badan Keamanan Nasional di Washington.

Menurut The Guardian, perintah ini mengharuskan Verizon menyerahkan metadata panggilan telepon, baik untuk panggilan dalam maupun luar negeri.

Di metadata ini, terdapat informasi tentang nomor telepon yang memanggil, nomor mana saja yang dipanggil, nomor seri unit telepon yang dipakai, dan lamanya pembicaraan telepon.

Informasi tentang isi pembicaraan, alamat penelepon, atau informasi keuangan tidak terdapat di metadata ini.

Baik badan-badan intelijen maupun Verizon menolak memberikan komentar.

Pusat kajian hak-hak konstitusional di Amerika mengatakan, kasus ini mungkin perintah pengawasan terbesar dalam sejarah di Amerika.

Federasi organisasi hak-hak sipil mengatakan, pengumpulan catatan pembicaraan telepon oleh badan intelijen ini tidak bisa diterima.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com