KOMPAS.com - Kisruh Turki hingga hari ini membuat banyak turis mancanegara mengurungkan niat mereka bertandang ke negeri yang menjadi jembatan Eropa dan Asia itu. Catatan AP pada Rabu (5/6/2013), menunjukkan, Kementerian Budaya dan Pariwisata Turki sudah mewanti-wanti bakal susutnya jumlah pelancong asing kalau unjuk rasa tak urung surut.
Turki sudah sejak lama mengandalkan kekayaan budayanya sebagai daya tarik pariwisata. Dengan mayoritas penduduknya yang beragama Islam, Turki menjadi penghubung penting kebudayaan kedua benua itu.
Selain itu, Turki juga menjagokan kecantikan alamnya di pantai Laut Mediterania, Istanbul, dan Ankara. "Maraknya unjuk rasa menjadi ancaman bagi pariwisata Turki," kata kementerian itu.
Pada akhir 2012, Turki mencatatkan jumlah wisatawan hingga 37,7 juta orang. Lantaran pencapaian itu, Turki masuk dalam sepuluh besar destinasi wisata dunia.
Kementerian juga mencatat kalau tahun ini ada rerata 5,2 juta turis asing membanjiri Turki. Angka ini naik 14 persen ketimbang periode sama pada 2012.
Sebelumnya, pada 2011, Departemen Perdagangan AS mengeluarkan catatan kalau wisatawan AS yang bertandang ke Turki mencapai 378.000 orang.
Kendati aksi protes massa masih belum reda, pengelola objek-objek wisata di Turki bergeming. "Kami tetap buka dan melayani wisatawan,"kata Ketua Asiosiasi Penyelenggara Wisata Turki (Tursab) Basaran Ulusoy.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.