Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Tasikmalaya Jual Jengkol Cuma Rp 1.500 Per Kg

Kompas.com - 05/06/2013, 13:57 WIB
Kontributor Ciamis, Irwan Nugraha

Penulis

TASIKMALAYA, KOMPAS.com — Meroketnya harga jengkol hingga Rp 50.000 per kilogram tidak berpengaruh besar kepada para pemilik pohon jengkol di daerah Tasikmalaya Selatan. Harga per kilogram jengkol di wilayah itu dijual hanya Rp 1.500 per kilogram.

Hal ini diungkapkan Ipin (43), warga Desa Cempakasari, Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya, sekaligus pemilik kebun yang ditanami pohon jengkol.

Menurut Ipin, pohon jengkol bukan sebagai tanaman yang buahnya sengaja untuk dijual. Namun, pohon jengkol merupakan tanaman tumpang sari yang biasa ditanam oleh warga di kebun selain pohon utama, seperti pohon jati dan albasia.

"Saya baru dengar harga jengkol sampai Rp 50.000. Pohon jengkol itu awalnya hanya untuk mengurangi hama ulat yang menyerang pohon albasia dan jati yang sengaja ditanam," kata Ipin, Rabu (5/6/2013).

Saat ini, kata Ipin, pohon jengkol di wilayahnya belum berbuah banyak seperti biasanya. Buah jengkol biasanya berbuah tak dipengaruhi musim dan faktor cuaca. Bahkan, biasanya musim hujan pohon jengkol banyak menghasilkan buah. "Sekarang pohon jengkol masih ada berbuah, tapi memang tak sebanyak biasanya," kata dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tasikmalaya Hendri Nugroho menilai kenaikan harga jengkol saat ini tidak berpengaruh terhadap para petani dan pemilik pohon jengkol di daerah. Pasalnya, harga jengkol di para petani masih murah dan jauh sekali dari harga di pasaran saat ini. "Saya menilai kenaikan harga jengkol di pasaran sekarang tidak berpengaruh terhadap para petaninya di daerah," kata Hendri.

Hendri pun membenarkan, buah jengkol tidak mengenal musim. Biasanya, pohon jengkol akan berbuah baik di musim kemarau maupun hujan. "Ini kayaknya ada permintaan jengkol yang banyak dari pasaran, sementara suplai jengkol kurang," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com