Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jengkol Raib, Permintaan Tetap Tinggi

Kompas.com - 05/06/2013, 12:26 WIB
Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — Meski jengkol telah dipastikan menghilang di dua pasar tradisional terkenal di kota Bandung, tetapi permintaan yang berasal dari para pemilik rumah makan atau konsumen rumahan tidak pernah surut.

"Harganya memang mahal, tapi masih banyak yang tanya jengkol. Biasanya penjual warung nasi atau yang perlu banget," kata Saefuloh (28), pedagang sayur di Pasar Cihaurgeulis, Kota Bandung, saat ditemui di kiosnya, Rabu (5/6/2013).

Saefuloh menambahkan, pedagang sayur lain di pasar kelas dua itu, termasuk dirinya, sudah lama tidak menjual jengkol. Selain harganya selangit, stok jengkol di Pasar Induk Caringin pun sudah tidak ada lagi. "Biasanya sih, ngambil di Pasar Caringin. Tapi di sananya juga sudah tidak ada stok," kata Saefuloh.

Sementara itu, di pasar kelas satu yaitu pasar Kosambi Kota Bandung juga tak jauh berbeda dengan pasar Cihaurgeulis. Permintaan dan pertanyaan ketersediaan jengkol dari konsumen masih terus ada setiap harinya. "Kalau yang nanyain sih, banyak. Tapi kalau sudah tahu harganya mahal begini, tidak tahu jadi beli apa tidak," kata Sariyah (58), pemilik kios sayur di Pasar Kosambi, Bandung.

Sariyah menambahkan, stok jengkol yang biasa ia jual berasal dari Jepara, Jawa Tengah. Mungkin karena belum musim, lanjutnya, harganya menjadi mahal. "Jengkol dari Jepara paling bagus. berwarna agak kuning, lebih enak dan lebih kuat. Tidak akan busuk," ujar Sariyah. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com