Meski berasal dari partai yang sama dengan Erdogan, Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), Gul memilih cara lebih moderat menghadapi kerusuhan anti-pemerintah yang berkobar sejak akhir pekan lalu. Ia mengatakan, pesan pengunjuk rasa telah diterima pemerintah.
Selasa, Gul menerima Deputi PM Bulent Arinc untuk membahas cara mengembalikan ketenangan di Turki. Sehari sebelumnya, Gul juga bertemu Ketua Partai Rakyat Republik (CHP) Kemal Kilicdarogu. Gul juga dijadwalkan bertemu pemimpin partai oposisi lainnya.
Wartawan Kompas,
Sehari sebelumnya, seorang pemuda juga tewas di Istanbul akibat ditabrak sebuah mobil.
Menurut lembaga HAM dan asosiasi dokter di Istanbul dan Ankara, korban luka-luka di Istanbul lebih dari 1.000 orang, sementara di Ankara sekitar 700 orang. Jumlah korban luka-luka di kota lain juga cukup besar.
Serikat pekerja umum Turki yang memiliki 240.000 anggota mengumumkan mogok kerja selama dua jam, pukul 12.00-14.00, pada Selasa dan Rabu ini. Mogok massal itu dilakukan sebagai protes atas tindakan berlebihan aparat keamanan Turki menghadapi pengunjuk rasa.
Unjuk rasa di sejumlah kota di Turki biasanya dimulai seusai jam kerja pada petang hari hingga larut malam. Pagi hari situasi cenderung tenang karena warga berada di tempat kerja. Seruan unjuk rasa dilakukan melalui jejaring sosial.
Dalam konteks politik, Gul fokus mendekati CHP, yang menjadi partai oposisi terbesar di parlemen. Pada pemilu parlemen tahun 2011, CHP meraih 25,98 persen suara, berada di urutan kedua setelah AKP yang mendapat 49,81 persen suara. CHP dituduh Erdogan sebagai penggerak utama aksi unjuk rasa itu.
Kilicdarogu seusai bertemu Gul mengatakan, dalam sistem demokrasi, menggelar unjuk rasa dan menyampaikan pendapat adalah hak rakyat.
Kilicdarogu balik menyalahkan Erdogan tak membantu menenangkan situasi dengan tuduhannya kepada pihak oposisi yang emosional. Pemimpin CHP itu mendesak Erdogan meminta maaf kepada rakyat Turki atas sikap kerasnya yang tanpa kompromi.
Kilicdarogu juga meminta pendukung CHP tidak memprovokasi dan menghindari bentrokan langsung dengan polisi.
Adapun Erdogan tengah mengunjungi Maroko, Aljazair, dan Tunisia. Dari Rabat, Maroko, dia mengatakan, situasi di Turki mulai tenang. Dalam temu pers bersama PM Maroko Abdelilah Benkirane, Senin malam lalu, Erdogan berharap setelah lawatannya selesai di Afrika utara, unjuk rasa di Turki sudah berakhir dan tercapai kesepakatan.