Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Assad Ancam Membalas Israel

Kompas.com - 01/06/2013, 03:03 WIB

Damaskus, Jumat - Presiden Suriah Bashar al-Assad, Kamis (30/5), mengancam akan membalas setiap serangan Israel ke wilayahnya. Assad juga yakin rezimnya akan menang telak atas pasukan oposisi yang kini memeranginya.

Ancaman Assad itu terkait dengan pertempuran terbaru di Dataran Tinggi Golan. Di sana, garis demarkasi yang dijaga pasukan Perserikatan Bangsa-Bangsa telah memisahkan militer kedua negara itu sejak Israel merebut sebagian besar kawasan dataran tinggi strategis itu dalam Perang Timur Tengah pada tahun 1967.

”Ada tekanan yang sangat jelas ingin membuka lagi front baru perlawanan di Golan,” kata Assad. ”Ada beberapa faktor, termasuk berulangnya agresi Israel,” kata Assad mengacu pada laporan tentang serangan udara Israel terhadap Suriah.

Presiden Assad, yang kini sedang diperangi oposisi di negerinya itu, mengatakan, setiap serangan berikutnya dari Israel pasti akan dihadapi dengan pembalasan yang sengit. ”Kami akan menjawab setiap agresi susulan Israel,” kata Assad.

Dataran Tinggi Golan semula bagian teritorial Suriah, tetapi direbut Israel dalam Perang Enam Hari pada 1967. Pada awal Perang Yom Kippur tahun 1973, Suriah berhasil merebut lagi wilayah itu, tetapi serangan balik Israel mengusir Suriah dari sebagian besar Golan. Di dataran tinggi ini terdapat pula bukit-bukit yang pada Perang Arab-Israel selalu diperebutkan, yakni Bukit Hermon dan Bukit Booster.

Israel sebelumnya menegaskan tidak akan membiarkan Suriah mengirim senjata-senjata strategis ke kelompok seperti Hezbollah. Namun, Assad tampaknya menyiratkan bahwa Rusia telah mengirim sistem pertahanan udara S-300 yang dijanjikan, yang telah memicu perhatian khusus Israel.

Sementara itu, pasukan Suriah dan para sekutu Hezbollah-nya, Jumat, memperketat jeratnya di bagian terdepan wilayah yang dikuasai oposisi seperti di pusat kota Qusayir yang paling strategis. Kemajuan itu terjadi setelah sehari sebelumnya Assad mengatakan bahwa dia ”sangat yakin” meraih kemenangan melawan oposisi.

Beberapa saat setelah Assad menebar ancaman, pejabat dan media Israel, Jumat (31/5), meragukan kebenaran klaim Presiden Suriah itu yang mengatakan negaranya telah menerima tahap pertama pengiriman S-300 yang selain mampu menjadi senjata anti-serangan udara, juga mampu melumpuhkan rudal.

Memantau dari Kairo, Mesir, wartawan Kompas, Musthafa Abd Rahman, melaporkan, harian Israel Haaretz edisi Jumat menulis, klaim Assad tidak benar. Menurut harian itu, S-300 belum dikirim ke Suriah.

Harian lainnya, The Jerusalem Post, juga mengutip dua media Rusia, The Vedomosti dan The Kommersant, menegaskan, S-300 baru akan dikirim ke Suriah pada paruh kedua 2014.

Direktur proyek perimbangan militer pada Institut Studi Keamanan Nasional di Tel Aviv, Yiftah Shapir, dalam artikelnya di harian The Jerusalem Post mengatakan, S-300 merupakan ancaman serius terhadap Israel di masa mendatang karena bisa mengubah perimbangan kekuatan militer di kawasan. Lebih dari itu, S-300 bisa setiap saat jatuh ke tangan Iran atau Hezbollah.

Ia memberi beberapa opsi bagi Israel dalam menghadapi pengiriman S-300 itu ke Suriah. Pertama, Israel bisa menyerang kapal laut yang mengangkut komponen S-300 itu dari Rusia ke Suriah. Kedua, Israel juga bisa menyerang komponen S-300 sebelum dirakit di Suriah.

Sistem pertahanan udara S-300 ditengarai memiliki jangkauan tembak sejauh 200 kilometer sehingga seluruh wilayah utara Israel sampai kota Tel Aviv tidak aman lagi.

Namun, Shapir menyebut, ancaman S-300 terhadap Israel belum secepatnya terjadi saat ini. Menurut dia, seandainya S-300 telah sampai di Suriah, butuh waktu untuk mengaktifkannya.(AFP/AP/REUTERS/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com