BEIJING, KOMPAS.com — Para keluarga korban pembunuhan Lapangan Tiananmen 1989 menyampaikan kritik terbuka terhadap Presiden Xi Jinping karena dianggap gagal menempuh reformasi politik.
Surat terbuka yang ditulis kelompok yang menamakan diri sebagai Ibu Tiananmen ini muncul beberapa hari menjelang peringatan pemberangusan unjuk rasa Lapangan Tiananmen tanggal 4 Juni.
Mereka menuduh Presiden Xi membuat langkah mundur yang besar ke arah ortodoksi Maoisme.
Xi Jinping ditunjuk sebagai pemimpin Partai Komunis China pada November 2012 dan menjadi presiden pada Maret 2013 untuk menggantikan Hu Jintao.
Kelompok Ibu Tiananmen terdiri dari para keluarga korban yang tewas ketika tentara dikerahkan untuk membubarkan para mahasiswa yang melakukan unjuk rasa prodemokrasi di Beijing.
Mereka sejak lama menuntut agar kepemimpinan China mengaku kekerasan tersebut yang dilaporkan menewaskan ratusan orang walau jumlah korban jiwa itu masih diperdebatkan.
Kecewa
Dalam suratnya, mereka menyebut Xi Jinping tidak pernah secara terbuka mengungkapkan "dosa" dari para pemimpin masa lalu atau meminta pertanggungjawaban dari orang tertentu.
Sebaliknya, seperti tertulis dalam surat terbuka, dia telah mencampurkan "hal-hal yang paling tidak populer dengan yang paling perlu disangkal" di bawah kepempimpinan Mao Tse Tung dan Deng Xiaoping.
"Hal ini telah menyebabkan orang-orang yang awalnya menaruh harapan kepadanya untuk menempuh reformasi politik tiba-tiba terjatuh ke dalam kekecewaan dan putus asa," seperti tertulis dalam surat tersebut.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.