Ketegangan masih terjadi sepanjang Rabu. Ratusan warga kelompok mayoritas berkeliling menggunakan sepeda motor sambil mengacung-acungkan tongkat bambu dan besi.
Mereka melempari toko, rumah tinggal, dan tempat ibadah warga minoritas. ”Kami sekeluarga sangat ketakutan jika terjadi serangan. Kami bersembunyi
Sementara itu, seorang warga lain yang enggan disebut namanya mengaku sangat cemas dengan apa yang bisa terjadi dalam beberapa hari ke depan. ”Kami bahkan tak tahu harus bagaimana melewatkan malam ini,” ujar sang warga yang cemas itu.
Ia juga bercerita, warga sempat mengungsikan para anak yatim yang rumahnya dibakar massa. Sangat beruntung anak-anak yatim piatu itu tidak sampai menjadi sasaran keberingasan dan kemarahan massa yang datang menyerang.
Sementara itu, laporan tentang jumlah korban jiwa ataupun terluka masih belum diketahui secara pasti.
Menurut kepolisian setempat, kerusuhan dipicu aksi kriminal seorang pria warga minoritas terhadap seorang perempuan dari warga mayoritas.
Pria berusia 48 tahun itu menyerang dengan cara membakar perempuan berusia 24 tahun itu. Polisi menangkap dan menahan penyerang. Walaupun tak sampai membahayakan nyawanya, perempuan itu diketahui menderita luka bakar di beberapa bagian tubuhnya.
Insiden itulah yang kemudian memicu kemarahan warga mayoritas lainnya. Beberapa dari mereka mendatangi kantor polisi Lashio, tempat pria penyerang itu ditahan. Kerusuhan terjadi setelah polisi menolak menyerahkan pelaku kepada massa yang marah untuk dihakimi.
Pemerintah setempat juga menerapkan jam malam. ”Situasi berhasil kami kendalikan sekarang,” ujar seorang pejabat.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.