Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program Senjata Pentagon Diretas China

Kompas.com - 30/05/2013, 02:48 WIB

WASHINGTON DC, SELASA - Sedikitnya 37 program persenjataan dan 29 program teknologi pertahanan lain yang sedang dikembangkan Departemen Pertahanan AS ternyata telah dijebol para peretas China sejak dua tahun silam.

Pembobolan program-program rahasia itu dikhawatirkan akan mengganggu supremasi militer AS di dunia dan membuat China akan selalu bisa mengimbangi kemajuan teknologi militer negara adidaya itu.

Fakta mengejutkan tersebut terungkap dalam laporan Dewan Sains Pertahanan Departemen Pertahanan AS. Laporan itu sudah dibahas di kalangan internal Pentagon sejak awal tahun ini, tetapi baru didiskusikan di ranah publik sejak Selasa (28/5) setelah surat kabar The Washington Post membeberkan isi laporan itu.

Menurut laporan tersebut, beberapa program persenjataan termutakhir yang sedang dikembangkan AS telah dibobol. Program-program itu, antara lain, sistem pertahanan rudal terminal high altitude area defense (THAAD), pesawat jet tempur generasi kelima F-35 Joint Strike Fighter, pesawat tempur berkemampuan siluman F-22 Raptor, dan pesawat MV-22 Osprey.

THAAD adalah sistem pertahanan rudal terbaru yang berbasis di darat dan bulan lalu dipasang di Guam untuk menghadapi ancaman rudal Korea Utara. Sementara Osprey adalah pesawat ”hibrida” yang bisa tinggal landas dan mendarat seperti helikopter dan terbang seperti pesawat biasa.

Selain itu, para peretas itu juga membobol berbagai data penting terkait teknologi pertahanan, seperti sistem video pesawat nirawak (drone) dan sistem avionik mutakhir.

Para pejabat AS membenarkan isi laporan itu kepada kantor berita Agence France-Presse. Menurut pejabat lain kepada Associated Press, laporan itu disusun berdasarkan lebih dari 50 pertemuan antara para anggota dewan tersebut dan para pemimpin Pentagon, Departemen Luar Negeri AS, komunitas intelijen, pusat-pusat penelitian nasional, serta kalangan bisnis.

Mengganggu keunggulan

Kebocoran data rahasia yang sangat penting ini membuat para pengamat khawatir keunggulan militer AS di dunia bisa terganggu. ”Jika mereka tahu dengan persis bagaimana senjata- senjata itu bekerja, mereka akan bisa menghindari serangan dan mencari cara bagaimana mengungguli sistem-sistem kita,” kata James Lewis, pakar keamanan siber di Center for Strategic and International Studies.

Laporan itu secara spesifik menyebut sumber serangan-serangan siber ini berasal dari pihak militer atau Pemerintah China. Para pejabat AS makin terbuka membicarakan berbagai serangan siber China dalam dua tahun belakangan ini. Pihak China selalu membantah telah melakukan perang siber dengan AS.

Meski demikian, Rabu (29/5), China mengumumkan akan melakukan latihan perang yang melibatkan ”teknologi digital” bulan depan.(AFP/AP/Reuters/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com