ISTANBUL, SELASA
”Tentu saja itu langkah positif, tetapi kami khawatir keputusan itu sudah terlambat dan tidak cukup. Rakyat Suriah sudah kecewa. Mereka mengira negara- negara demokrasi peduli dengan orang-orang yang sedang mencari demokrasi,” kata Louay Safi, juru bicara Koalisi Nasional Suriah (NC)—payung organisasi kelompok oposisi.
Safi menambahkan, senjata memang menjadi salah satu hal yang dibutuhkan kubu oposisi. Namun, mereka juga mengharapkan dukungan yang lebih tegas dari UE.
”Kami perlu memberikan perlindungan kepada rakyat sipil, kepada rakyat Suriah. Senjata menjadi salah satu elemen saja, tetapi kami juga ingin Uni Eropa mengambil posisi yang lebih serius dan keputusan tegas,” ujar Safi, di sela-sela pertemuan internal NC di Istanbul, Turki, Selasa (28/5).
Keputusan UE diambil hari Senin setelah melalui perdebatan panjang para menteri luar negeri negara-negara anggotanya selama 12 jam di Brussels, Belgia. Mereka sepakat mencabut embargo senjata bagi pihak oposisi, tetapi tetap mempertahankan embargo dan sanksi-sanksi lain terhadap rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Para anggota UE sempat berbeda sikap terkait gagasan mempersenjatai kelompok oposisi
Menurut Menteri Luar Negeri Austria Michael Spindelegger, yang dari awal menentang pencabutan embargo senjata, mengirim senjata ke daerah konflik bertentangan dengan prinsip- prinsip Eropa sebagai ”komunitas perdamaian”.
Sementara Menlu Inggris William Hague berkeras ini adalah keputusan tepat karena akan mengirim pesan keras kepada Presiden Assad dan mendorong proses politik. Hague juga mengatakan, meski Inggris mendukung pencabutan embargo, negara itu tidak akan segera mengirim senjata dalam waktu dekat.
Dalam kesepakatan UE tersebut, keputusan pengiriman senjata akan ditentukan oleh masing-masing negara anggota. Seorang pejabat Perancis menambahkan, pencabutan embargo senjata itu masih bersifat ”teoretis”, dan tidak akan ada keputusan pengiriman senjata sebelum tanggal 1 Agustus.
Tanggal itu ditetapkan untuk memberi kesempatan proses perdamaian yang digagas oleh AS dan Rusia saat ini berjalan lebih dulu. AS dan Rusia sedang mendorong digelarnya konferensi internasional soal Suriah yang disebut Konferensi Geneva II.
Keputusan UE itu langsung mendapat reaksi keras dari Rusia, yang dikenal sebagai sekutu dekat Pemerintah Suriah. Menurut Deputi Menlu Rusia Sergei Ryabkov menyebut pencabutan embargo oleh UE itu telah merusak secara langsung prospek Konferensi Geneva II. Sebelumnya, Rusia juga dilaporkan mengirim rudal antipesawat kepada pihak rezim.