Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hentikan Peredaran Daging Beku Ilegal

Kompas.com - 26/05/2013, 14:42 WIB
Lukas Adi Prasetya

Penulis

NUNUKAN, KOMPAS.com — Anggota Komisi V DPR Hetifah Sjaifudian mengemukakan, peredaran daging beku kemasan asal India dan Australia yang masuk di Nunukan, Kalimantan Utara, merupakan ancaman yang dapat mematikan usaha peternak lokal.

"Jika daging kemasan tersebut menunjukkan indikasi tidak sehat, Dinas Kesehatan harus segera turun tangan melakukan pengujian. Jika terbukti, segera sita dan tangkap pengedarnya," kata Hetifah, Minggu (26/5/2013).

Menurut Hetifah, kesehatan masyarakat dan nasib peternak jangan dikorbankan oleh kepentingan bisnis, apalagi jika bisnis itu ilegal. Aspek lainnya, yakni menyangkut sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak mengonsumsi daging beku yang tidak layak dikonsumi itu. Harga daging beku yang lebih murah dari harga daging sapi dari para peternak lokal, tentu lebih menarik.

Pemkab Nunukan kesulitan mengatasi peredaran daging beku kemasan dari India dan Australia. Selain barang tersebut masuk secara sembunyi-sembunyi dari dermaga-dermaga kecil di Nunukan, faktor lainnya juga karena sebagian warga Nunukan masih merespons daging kemasan tersebut.

Daging beku kemasan asal India dan Australia itu masuk ke Nunukan sejak sekitar lima tahun lalu, dari Tawau, Sabah, Malaysia. Harga daging beku kemasan hanya Rp 55.000 hingga Rp 60.000 per kg. Dengan kata lain, jauh lebih murah jika dibanding harga daging sapi lokal yang minimal Rp 90.000 per kg.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com