Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan AS Dibunuh di Singapura

Kompas.com - 21/05/2013, 19:26 WIB
Simon Saragih

Penulis

SINGAPURA, KOMPAS.com — Seorang ilmuwan AS yang tahun lalu ditemukan tergantung di apartemennya ternyata akibat pembunuhan. Akan tetapi, kematiannya dibuat seolah-olah bunuh diri dan ini merupakan hasil dari konspirasi. Demikian dikatakan seorang ahli patologi saat bersaksi di pengadilan, di Singapura, Selasa (21/5/2013).

Edward Adelstein (75), ahli kesehatan dari Missouri AS, itu mengontradiksikan temuan Kepolisian Singapura, yang sebelumnya menyimpulkan bahwa Shane Todd (31), si ilmuwan AS, itu bunuh diri. Namun, Adelstein mengatakan kesimpulannya didasarkan pada gambar-gambar tubuh dan informasi alternatif.

Orangtua Todd, yang juga akan bersaksi, mengatakan bahwa putranya dibunuh tahun 2012 terkait pekerjaannya di sebuah perusahaan riset elektronik Singapura, yang dikatakan punya hubungan dengan sebuah perusahaan China yang dituduh terlibat kegiatan spionase. "Penyebab kematian Dr Todd adalah akibat cekikan," kata Adelstein dalam sebuah pernyataan. "Saya menyimpulkan kematiannya adalah akibat pembunuhan."

Dia menyebutkan, Todd merupakan salah satu orang yang dianggap berbahaya bagi dua perusahaan Singapura. Todd telah dihabisi oleh pembunuh profesional walau dia tidak memberikan rincian lebih lanjut. Namun, dia mengatakan bahwa pelaku pembunuhan itu sudah melakukan banyak aksi pembunuhan sebelumnya.

Adelstein terlibat kasus ini karena permintaan keluarga Todd. Dua pakar kesehatan AS lainnya yang bertindak secara independen juga mendukung kesimpulan Todd bunuh diri dan mereka akan bersaksi pekan depan.

Adelstein mengatakan, kemungkinan Todd dibunuh lewat sengatan listrik kemudian dicekik sebelum dibuat dalam posisi gantung diri.

Todd adalah mantan karyawan di Institute of Microelectronics (IME), dan Huawei Technologies (China). Dua perusahaan ini membantah pernah melibatkan Todd dalam sebuah proyek penting. Namun, diakui pernah ada pembicaraan soal riset dengan Todd. Todd bekerja di bidang pembuatan produk yang bisa dipakai sebagai radar dan telekomunikasi satelit.

Adelstein mempertanyakan cara kerja Kepolisian Singapura dengan mengatakan temuan kepolisian itu tidak bisa dipercaya. Adelstein sudah pernah meneliti 40 kasus kematian akibat gantung diri.

Penyelidik Kepolisian Singapura mengatakan tidak ada tanda-tanda keributan di apartemen Todd sebelum kematiannya.

Seorang psikiater Singapura mengatakan, Todd pernah memesan resep anti-depresi tiga bulan sebelum kematiannya pada Juni 2012. Adelstein mengatakan, "Saya tidak menganggap diagnosis psikiater itu sebagai hal yang serius."

Psikiater itu mendukung pernyataan keluarga bahwa Todd terlibat sebuah riset di sebuah perusahaan yang dianggap Todd telah melanggar keamanan AS. Keluarga menyatakan Todd tidak memiliki persoalan yang harus membuatnya bunuh diri. Namun, keluarga Todd mengatakan bahwa ilmuwan AS itu menyatakan ketakutan akan hidupnya sebelum mengundurkan diri dari perusahaan terkait Pemerintah Singapura itu. Sebelum kematiannya Todd sudah ingin kembali ke AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com