Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Videla, Diktator Argentina, Meninggal

Kompas.com - 19/05/2013, 07:46 WIB

BUENOS AIRES, KOMPAS.com - Mantan diktator Argentina, Jenderal Jorge Rafael Videla meninggal di penjara tempat dia menjalani hukuman seumur hidupnya, Jumat (17/5/2013) waktu setempat. Dia meninggal dalam usia 87 tahun, dan jasadnya saat ini tengah diotopsi.

Juru Bicara Pemerintah Argentina mengatakan Videla meninggal karena sebab alamiah. Dia adalah penguasa Argentina pada periode 1976-1981, yang sampai meninggalnya tengah menjalani hukuman penjara seumur hidup atas tuduhan pelanggaran HAM. Periode kekuasaannya kerap disebut sebagai "Dirty War".

Hukuman penjara seumur hidup dijatuhkan ke Videla pada 2010. Dia diajukan ke pengadilan untuk penyiksaan yang menyebabkan kematian tak kurang dari 31 orang selama pemerintahan rezim militer itu. Sebagian besar dakwaan baru dikenakan padanya terkait penemuan dan identifikasi kerangka manusia oleh tim ahli forensik, berdasarkan temuan makam-makam tak bertanda di pekuburan Buenos Aires.

Pada pertengahan 2012 Videla kembali dijatuhi vonis 50 tahun penjara. Kali ini untuk tuduhan penculikan sistematis ratusan bayi dari para orangtua yang menjadi tahanan politik selama rezim militer. Sekurangnya 400 bayi diduga diambil paksa, meskipun setelah rezim runtuh sebagian besar dari mereka dapat kembali berkumpul dengan keluarga biologisnya. Sebuah kelompok yang menamakan diri sebagai 'The Grandmothers of the Plaza de Mayo', yang selama ini aktif memperjuangkan kasus pencurian bayi ini, meyakini ada ratusan bayi yang diculik selama rezim militer kini bertampuk di kursi kekuasaan.

Dihukum, diampuni, kembali dipenjara

Pada 1985, Videla sudah dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, atas tuduhan pembunuhan 66 orang dan penyiksaan 93 orang lain. Namun dia hanya menjalani hukuman 5 tahun dari vonis ini. Presiden Carlos Menem memberikan pengampunan untuk Videla dan beberapa pemimpin lain dalam junta militer Argentina.

Hukuman yang dijalani Videla sampai akhirnya meninggal di dalam penjara, dimulai pada 2009, ketika dia dijebloskan kembali ke penjara setelah pengadilan membatalkan pengampunan yang pernah didapatkan. Pengadilan menyatakan pemberian pengampunan tersebut tidak konstitusional.

Selama junta militer berkuasa di Argentina, puluhan ribu orang dinyatakan hilang dan dibunuh. Kelompok pegiat HAM menyebutkan perkiraan 30 ribu kematian atau penghilangan paksa terjadi, sebagai bagian dari kampanye rezim militer menghadapi aktivis oposisi dan melawan gerilyawan sayap kiri.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com