Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

14 Kades dan 6 Wartawan di Kendal "Nyaleg"

Kompas.com - 17/05/2013, 17:31 WIB
Kontributor Kendal, Slamet Priyatin

Penulis

KENDAL, KOMPAS.com — Menjadi anggota legislatif rupanya tidak hanya menjadi dambaan para artis, tetapi juga para kepala desa dan wartawan. Di Kabupaten Kendal, tercatat ada 14 kepala desa (kades) dan 6 wartawan yang mendaftarkan diri menjadi calon anggota legislatif. Mereka mendaftar lewat beberapa partai, mulai dari partai baru, Nasional Demokrat, hingga partai Islam, seperti PPP dan PKS.

Ketua KPU Kendal Abdullah Sachur menyebutkan, 14 kepala desa dan 6 wartawan tersebut telah mengumpulkan berkas pencalegan. Namun, berkas mereka masih belum lengkap sehingga harus dikembalikan untuk diperbaiki. Mereka, termasuk calon lain, harus sudah mengembalikan berkas tersebut pada tanggal 22 Mei 2013.

"Kecuali Bu Any dari Golkar, semua berkas bakal caleg belum lengkap dan belum memenuhi syarat, termasuk berkas 14 bakal caleg dari kades dan wartawan," kata Sachur, Jumat (17/5/2013).

Sekretaris KPU Kendal Achmadi, menambahkan, khusus bakal caleg untuk kepala desa harus mempunyai surat pengunduran diri yang ditandatangani oleh pejabat yang melantik, dalam hal ini bupati. Apabila tidak mempunyai surat tersebut, mereka dinyatakan gugur atau tidak lolos sebagai caleg.

"Persyaratan lainnya sama dengan bakal caleg pada umumnya," jelasnya.

Menurut Achmadi, sampai saat ini, bakal caleg yang sudah mendaftar di KPUD sebanyak 440. Mereka dari semua partai yang dinyatakan sebagai partai peserta Pemilu 2014.

Sementara itu, salah satu wartawan yang mendaftarkan diri sebagai bakal caleg, Miftahul Amin, mengaku sebagai warga negara Indonesia dirinya berhak ikut bersaing menjadi anggota DPRD. Meskipun diakuinya, persaingan tersebut sangat berat. Sebab, untuk bisa menjadi wakil rakyat, tidak cuma mengandalkan popularitas.

"Politik di Indonesia masih menggunakan uang. Kalau soal ini, kami kalah," kata Miftah yang sudah belasan tahun menjadi wartawan radio lokal ini.

Ia mengaku mencalonkan diri lewat PKPI, partai yang dipimpin Sutiyoso. Namun begitu, ia akan bekerja keras untuk bisa menjadi anggota dewan.

Senada dengan Miftahul Amin, Budiyono, wartawan majalah lokal yang nyaleg lewat PPP, mengaku bahwa dia tidak mempunyai uang banyak. Namun, paling tidak, dia akan memberi pelajaran kepada rakyat tentang demokrasi.

"Demokrasi kita masih dihubungkan dengan uang. Saya akan memberi pelajaran kepada rakyat, demokrasi sebenarnya, yang tanpa menggunakan uang," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com