Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerkosa Diracuni di Penjara

Kompas.com - 17/05/2013, 14:33 WIB

NEW DELHI, KOMPAS.com Salah satu dari sejumlah pria yang diadili karena pemerkosaan beramai-ramai terhadap seorang mahasiswi di sebuah bus di India telah dipukuli dan diracuni oleh sejumlah narapidana. Pria itu kini tidak sadarkan diri di rumah sakit, kata pengacaranya.

Otoritas penjara membantah telah terjadi penganiayaan terhadap Vinya Sharma, yang telah berada di Penjara Tihar di New Delhi sejak ia ditangkap karena diduga menyerang perempuan itu pada Desember lalu dalam peristiwa yang mengguncang India dan memicu ribuan demonstran turun ke jalan-jalan.

Salah seorang teman Sharma sesama terdakwa, yaitu Ram Singh, yang diduga sebagai pemimpin kelompok itu, ditemukan tergantung di langit-langit sel yang berjeruji pada Maret lalu. Polisi menggambarkan kematiannya sebagai bunuh diri meskipun penyelidikan yudisial sedang dilakukan.

Pengacara Sharma, AP Singh, menuduh para narapidana lain di penjara itu telah "memukul dia di dadanya" dan meracuni makanannya. Pengacara itu mengatakan bahwa kliennya dirawat di Rumah Sakit Nayak Jai Prakash pada Selasa setelah dirawat di sebuah rumah sakit lain sejak Minggu.

"Vinay dipukuli oleh empat atau lima narapidana lain di dalam bangunan penjara," katanya kepada Reuters. Ia menambahkan, kliennya kini berada dalam keadaan tidak sadar.

Sunil Gupta, seorang juru bicara Penjara Tihar, mengatakan bahwa Sharma sedang dirawat di sebuah rumah sakit karena demam. "Sepengetahuan saya, tidak ada pemukulan terhadap Vinay. Semua tuduhan itu omong kosong," katanya.

Polisi menangkap Sharma dan Singh bersama tiga laki-laki dewasa lainnya dan seorang remaja, atas tuduhan memerkosa mahasiswi fisioterapi berusia 23 tahun dalam bus yang sedang melaju pada 16 Desember lalu. Mereka memukuli perempuan itu dan teman laki-lakinya. Perempuan itu meninggal di sebuah rumah sakit di Singapura dua minggu setelah serangan itu karena luka-lukanya. Tragedi itu membuat marah penduduk India. Warga menggelar protes selama berhari-hari untuk menuntut  penegakan hukum yang lebih baik guna memerangi kejahatan terkait jender di negara itu.

Pihak pengadilan tempat Sharma diadili, Rabu, meminta otoritas penjara dan dokter untuk menyampaikan laporan tentang kesehatan pria tersebut pada hari Kamis kemarin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com