Abuja, Kamis -
Tiga negara bagian yang dimaksudkan adalah Adamawa, Yobe, dan Borno. Milisi yang melakukan pemberontakan tak lain adalah Boko Haram, salah satu sayap Al Qaeda paling brutal, yang selama ini telah melakukan serangkaian kekacauan, pembunuhan, pengeboman, dan penculikan.
Satu sumber di kalangan militer, Rabu (15/5), mengatakan, pesawat-pesawat tempur Nigeria juga telah diterbangkan ke daerah konflik. Hal itu menimbulkan kemungkinan, Nigeria bakal melakukan serangan udara di dalam wilayahnya sendiri.
Kemarin, sumber militer tanpa nama menyebutkan, pihaknya telah melakukan serangan awal dengan mengerahkan 2.000 prajurit untuk merebut wilayah yang dikuasai pemberontak. ”Prajurit kami telah menyerbu ke sejumlah kamp teroris di Sambisa, negara bagian Borno,” ujar sumber militer itu.
Presiden Jonathan menegaskan, untuk pertama kali, kelompok garis keras Boko Haram telah mengambil alih separuh Borno. Wilayah ini telah menjadi basis kubu garis keras. Tindakan ini berbahaya bagi stabilitas dan kesatuan negara.
”Militer Nigeria memulai operasi ini untuk membersihkan kawasan perbatasan dari basis teroris,” demikian pernyataan militer. ”Operasi melibatkan penyebaran personel dan sumber daya besar-besaran bertujuan untuk mempertahankan keutuhan negara,” kata Jonathan.
Amerika Serikat menyerukan, Nigeria agar melindungi warga dan menghindari penindakan yang melampaui batas dalam melawan pemberontak. ”Kami menyerukan kepada pejabat Nigeria agar memastikan pasukannya melindungi warga sipil dalam setiap respons keamanan serta menghormati hak asasi manusia dan hukum,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Patrick Ventrell.
”Respons yang berlebihan atas instabilitas di Nigeria utara dan kegagalan untuk menangani pelanggaran hak asasi manusia dapat memengaruhi pemberian bantuan keamanan ke depan.” kata Ventrell.
Meski tiga negara bagian tengah dirongrong Boko Haram, peningkatan bantuan keamanan lebih terfokus ke Borno yang berbatasan dengan Kamerun, Chad, dan Niger. Boko Haram, yang bertempur untuk memisahkan diri dengan mendirikan negara Islam, telah menggunakan Maiduguri, ibu kota Borno, sebagai basis pertempuran mereka di daerah perbatasan.
Tahun 1998, lebih dari satu dekade sebelum Boko Haram muncul, Nigeria melancarkan operasi pasukan multinasional dengan Chad dan Niger untuk mengatasi aksi kriminalitas di perbatasan.